Puasa

22.19

Belakangan ini aku sering puasa untuk mengganti hutang saat Ramadhan yang banyak karna sempat sakit.
Menurut aku, puasa itu enak.
Jujur, tanpa aktivitas yang begitu memakan tenaga seperti kuliah dari pagi sampai sore, makan tiga kali sehari itu menjadi beban bagi pikiran dan tubuhku.
Bangun tidur, harus mikir mau makan apa. Siangnya, harus makan lagi. Dan gak terasa pas udah malam, eh, makan lagi. Perut terasa kembung, asupan yang masuk tidak sama dengan yang keluar. Berlebihan.
Berbeda halnya saat puasa, tubuh terasa ringan. Kita cuma makan dua kali sehari. Meskipun lapar disiang hari kita gak diperbolehkan makan karna itu sudah prosedur tetapnya. Saat bertemu makanan selepas maghrib, wah, apapun terasa enak, bahkan air putih sekalipun.
Puasa mengajarkan kita untuk bersyukur dan mengaprreciate little things.
Bukan begitu?
Sincerely,
Amalia Aswin yang sudah menemukan kenikmatan berpuasa diluar dari bulan Ramadhan.

Shock

08.09

Rasanya aku masih gak percaya atas apa yang terjadi barusan.

Barusan aku sekeluarga pergi makan malam di luar, rintik hujan membuat jalanan basah dan licin, aku yang menyetir harus lebih berhati-hati agar tidak terlalu laju dan menyipratkan genangan air ke kendaraan bermotor.

Sepulang dari makan malam, kami sekeluarga asyik bercerita tentang pemilu kepala daerah yang baru saja diselenggarakan. Untungnya, atas kuasa Allah swt aku yang ikut berbicara itu tetap memperhatikan jalan. Karna tiba-tiba seorang yang mengendarai motor dari arah kanan tiba-tiba jatuh terpeleset TEPAT DIHADAPANKU.

Can you imagine how shocked i was?

Itu kalo aku gak ngerem, bisa-bisa kepalanya terlindas dengan roda mobil. Memang jalanan tadi sangat licin, dia bahkan jatuh sendiri dan badan beserta motornya jatuh ke arah tengah jalan. Ya allah... Aku yang reflek membuka pintu mobil dan ingin membantu orang itu, buru-buru ditahan sama Abah. Kata Abah, sudah banyak orang yang membantunya, sementara kalo Amel turun membantu, mobil dibelakang gak ada yang bisa jalan (karna ini bener-bener ditengah jalan).

Dijalan menuju pulang, aku masih shock. Benar-benar, Allah yang maha penguasa atas segala sesuatu. Dia yang mengendalikan laju mobilku saat berada di depan orang itu, dia yang membuatku secara reflek mengerem. Tak bisa dibayangkan jika 1 detiiiik saja aku terlambat mengerem tadi. Terserahlah textbook kedokteran menjelaskan bagaimana proses refleks itu dapat terjadi, yang jelas aku percaya Allah yang memegang kendali atas semua yang ada di muka bumi ini.

Rahasia

02.30

Pernah gak sih mikir sebel banget saat kita udah mau jalan, tiba-tiba macet, terus kena bad luck tiap di perempatan udah laju-laju nyempetin lampu hijau, eh, gak keburu?

Rasanya kesel, jadi telat sampai tujuan.

We've been several times in that time.

Tapi pernah gak nyangka kalo ternyata disaat seperti itu, ternyata Allah sedang mengulur waktu kita? Bahwa ternyata ditengah perjalanan kita nanti akan ada pohon tumbang, atau truk besar yang sopirnya oleng, atau cuaca buruk yang membuat jarak pandang kita hanya tersisa beberapa cm.

Allah gak mau kita mengalami kecelakaan, Allah gak mau ciptaannya terkena musibah.

Namun disaat waktunya Allah bilang kita harus tertimpa musibah, mau bagaimanapun juga, pasti akan kejadian. Dan disaat itulah iman kita benar-benar diuji.

Banyak dari kita yang akan berpikir, kenapa sih ini terjadi? Ya Allah, kenapa engkau buat aku begini? Ya Allah, kenapa?

We kept asking question yang selalu dibarengi "Andaikan.. Andaikan.."

Andaikan aku tadi begini... Pasti gak akan begini...

Iya, kadang beberapa hal terjadi tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Kita pengennya A, Allah kasih B. Kita pengen C, eh Allah kasih D. Kok Allah gak adil sih? Padahal kita udah berdoa sungguh-sungguh, eh hasilnya gak sesuai harapan.

Allah jawab pertanyaan tersebut dalam Al-Qur'an.


Seringkali kita selalu merasa kurang dengan nikmat yang Allah berikan. Terlalu sering mengeluh. Ini gak cukup.. Ini kurang..

Lalu Allah beri kita dengan sakit, dengan itu Allah mengingatkan bahwa nikmat-Nya yang paling besar telah diberikan pada kita, mengapa sulit sekali untuk bersyukur bahwa kita sehat?


Ya Allah, kenapa aku sakit? Kenapa engkau beri aku sakit disaat aku harus melakukan banyak aktivitas?

Bukan hanya untuk mengingatkan akan nikmat kesehatan yang telah diberikan. Disaat kita jatuh sakit, maka disaat itu jugalah berguguran dosa-dosa kita. We can't deny bahwa setiap dari kita memiliki dosa. Tapi Allah sayang sama kita, Allah ingin bertemu kita di surganya, makanya Allah berikan sakit. Biar dosa yang kita miliki gak banyak-banyak banget.

Dan mungkin, ada kesalahan-kesalahan kecil yang kita lakukan selama di dunia dan Allah beri ganjarannya / balasannya di dunia, bukan di akhirat. Have you ever wonder kenapa sih ada hidupnya orang yang bukan muslim anteng-anteng aja? Malah berlimpah kekayaan dan kesehatan? Justru orang yang muslim pastiii ada aja problem kehidupannya.

Disitulah letak istimewanya seorang muslim, kita diberi cobaan selama di dunia. Diberi musibah, diberi "siksaan", diberi sakit, karna Allah gak ingin kita tersiksa di akhirat. Biar aja semua terbayar siksaannya di dunia.




Semoga kita selalu melihat sisi positif atas kejadian negatif yang menimpa kita, selalu berprasangka baik sama Allah, senantiasa mengingat-Nya disaat senang maupun duka.

Karna sesungguhnya,

selama badan yang sakit tidak apa...

asal jangan Qalbu...

Relax

09.48

The last time i was saying my self to get relax, is right after KKN days. I posted a picture on instagram with me standing on the land doing inhale and exhale while seeing the great creation in the sky. And right after i'm doing that, i heard a good news. Something that i was so afraid to give hope into and didn't expected going to happened.

And yesterday, when i did the same thing. To get relax. To not put high expectation with anything. To not to be disappointed. To not to force anyone or myself. To let everything flows.

I heard a good news.

I'm so happy. I couldn't be happier.



Intinya, ikhlas dengan semua yang terjadi. Karena ketika kita ikhlas, Allah akan memberikan kabar baik untuk kita.




"Relax. Slow down a bit. Let every moment be what its going to be. Because what's meant to be will come, and what's not will fade away."

Not Allowed

20.20

Amalia Aswin gak boleh lupa makan.

Amalia Aswin gak boleh jajan sembarangan.

Amalia Aswin gak boleh kurang tidur.

Amalia Aswin gak boleh ngebut.

Banyak kata gak boleh yang selama ini harus aku jalani.

Merasa terbebani, merasa pergerakan terbatas.

Namun nyatanya, dibalik kata larangan tersebut terselip doa yang tak diucapkan lewat kata-kata.

Amalia Aswin harus sehat terus.

Amalia Aswin saat bangun pagi harus fresh.

Amalia Aswin harus selamat sampai tujuan.

Dan kadang, gak boleh untuk tau itu juga diperlukan.

Bukan karna tidak punya hak, atau belum cukup umur.

Namun di dunia ini, ada hal-hal tertentu yang perlu kita ketahui dan ada yang tidak. Semuanya berada dalam garis tertentu, tak melewati batas.

Agar Amalia Aswin bahagia terus.

I'm Home

02.01

Rumah.

Sebuah tempat bernaung dari alam luar, melindungi diri dari terpaan angin dan gigitan binatang. 

Rumah.

Tempat pulang. Tempat untuk mengistirahatkan diri setelah melalui hari yang panjang. 

Di rumah, 

Kita bisa menjadi diri kita sendiri.

Kita gak akan pernah di judge di rumah. 

Kita akan selalu diterima kembali setelah melakukan kesalahan.

Mom, Dad, my brothers.

You are home to me.

Memeluk Mama dan meletakkan kepala di pundaknya setelah melalui momen yang penuh cobaan, atau sekedar duduk bercerita ketika Abah sedang bermain komputer, mendengarkan lelucon tidak penting dari Affan dan Kak Akbar, dan mendengar suara Kak Dede dari telepon.

I trust no one in this world except you.

No one is the best supporter in this world except you.

Ok, i'm starting to cry while writing this.

Kalau ada yang tanya kepadaku, "Pernah pengen kabur dari rumah, Mel?"

Enggak, 

Justru tempat kaburku adalah rumah.

Tentang Monacco dan Teman-Temannya

03.58

Di rumahku ada kucing yang bernama Monacco, warnanya putih, pernah tersuspect mati terlindas mobil tapi ternyata bukan dia, tampilannya bukan seperti kucing terawat.

Kalo dibilang Monacco hewan peliharaan kami, susah juga mengatakan iya. Karna kami hanya memberi makan dan setelah itu udah, selesai. Sejak terbentuknya keluarga Aswin, tidak pernah sekalipun kami memiliki hewan peliharaan yang sangat berkontak erat dengan kehidupan kami. Kalo ada orang yang dirumahnya kucing berkeliaran kesana kemari, kamu gak akan menemukannya di rumahku (kalo boneka kucing banyak).

Yang menamai kucing itu Monacco adalah kakak Dede dan Affan. Kami menyayangi Monacco tapi disaat yang bersamaan juga suka mengatai Monacco yang selalu menyambut didepan pintu teras dengan tergeletak lemas.

Setiap harinya, sehabis makan siang dan makan malam, Mama selalu menjadi pengingat untuk memberi makan Monacco yang menunggu diluar pintu belakang.

"Kasih makan kucingmu, Nak. Gara-gara dia, kamu bisa masuk surga."

Mama gak pernah absen mengatakan hal yang sama setiap harinya. Mama bahkan suka ngerebus / ngegoreng ikan yang memang khusus buat kucing itu.

Dulunya, aku sama Affan selalu berantem tentang siapa yang harus kasih makan kucing. Tapi akhirnya tugas itu dilimpahkan kepadaku sepenuhnya. Sehingga memberi makan kucing menjadi rutinitasku sehari-hari setelah makan.

Pernah suatu hari, kami sekeluarga akan berpergian. Raut muka Mama sedih memikirkan bagaimana kucing itu makan kalo gak ada kami.

Sehingga aku bilang, "Ma, kasih aja kucingnya uang jajan, biar beli makanan sendiri."

Mama dan saudara-saudaraku tertawa, sejak saat itulah lelucon kasih uang jajan selalu dilontarkan ketika kami berpergian.

Lambat laun, bukan hanya Monacco yang suka berada di rumahku, kucing lainpun berdatangan.

Aku pun sampai keteteran tiap membuka pintu belakang, 5 kucing mengelilingiku. Ada 1 kucing yang berwarna hitam, dia paling beringas, sejak kedatangannya kucing-kucing yang kalem menjadi berubah, mungkin dia yang memprovokasi.

Gerakan mereka melingkar-lingkar kakiku ketika aku mencoba berjalan meraih wadah makanan mereka, sampai pusing aku dibuatnya.

Darimana mereka datang sih, dulu cuma Monacco, sekarang ada 5 kucing berbeda yang menunggu untuk kuberi makanan. Hitam, coklat, abu-abu, bermacam-macam deh pokoknya. Bahkan Monacco saja jarang ada, mungkin karna dia kalah beringas, atau mungkin karna dia memang lelah karna terlalu tua, kan aku gak tau umurnya.

Aku dan Affan jadi curiga ada konspirasi diantara kucing-kucing ini. Tadi kami berdiskusi bagaimana 5 kucing itu bisa sampai ke rumah kami.

"Monacco ini pasti beritahu ke teman-temannya," kata Affan.

"Enggak, dia cuma beritau ke satu teman," kataku. "Dia bilang ke temannya itu, 'Eh, aku mau kasi tau rahasia. Tapi kamu jangan bilang siapa-siapa ya.. di rumah itu orangnya suka kasih makanan tiap hari'. Terus temannya itu kasih tau ke temannya, lalu temannya kasih tau ke temannya lagi. Terus begitu sampai jadi 5. Tunggu aja itu, bakalan ada 10 kucing yang datang nanti."

"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHA"