Terguling

00.43

Aku tidak ingin

Tapi mamaku ingin
abahku ingin
adikku ingin
kakakku ingin

Aku tidak demikian

Tapi sahabatku demikian
temanku demikian
teman sosmedku demikian
orang gak kenal demikian

Aku adalah aku
beserta pendirianku


Senin, 25 Februari 2019

Arus

23.07

Di tengah ramainya kendaraan ibukota
inginku melawan arus
berbelok dari jalan yang lurus
menunggu laju mereka menggerus

Harapanku
mobil yang ini tau diri
sudah begitu dekat dengan kendaraanku
tapi tetap melaju terus

Harapanku seterusnya
harapan yang butuh sabar untuk menjadi kenyataan

Lalu aku tak menyangka
ketika sebuah truk besar
yang ukurannya mengintimidasi
yang lebih susah baginya untuk mengerem

Menghentikan kendaraannya
dan membiarkan ku pergi



Senin, 25 Februari 2019

Satu Garis

03.06

Dalam pertemuan
jalinan kakak beradik tercipta
keempat insan itu memiliki hobi sama
berbicara

Mereka bertemu lagi
empat tahun kemudian
dalam garis edar yang sama
tak diinginkan
tapi diwajibkan

Saling bertatap muka
tanpa bersuara

Ketiga insan yang berhobi sama itu
tidak saling mengenal lagi
karena satu dari mereka telah hilang
terpisah
jauh
dan menghancurkan tali yang ada.


Jumat, 15 Februari 2019

Ruang

05.19

Pada akhirnya,
kita memang butuh rehat sejenak,
dari segala berita yang simpang siur,
orang-orang mencari perhatian,
dan berkeluh kesah.

Bukan hanya tangan,
yang berhenti berjelajah.

Mata,
telinga,
hati,
jiwa.

Kita butuh duduk,
berbicara empat mata,
tanpa distraksi.

Agar yang lepas,
tersambung,

yang hilang,
ditemukan.


Minggu, 10 Februari 2019

Dua Telinga

02.18

Gunakan matamu
anggota gerakmu
ekspresi wajahmu

Anggukan kepala saat setuju
tertawa saat lucu

Jangan meluap begitu saja
ini bukan udara
tapi suara
yang keberadaannya membuktikan ada

Jangan berlomba-lomba
ini bukan debat lintas negara
tapi menambah wawasan semesta

Dengar,
dengar sebaik-baiknya dengar

Satu mulut
dua telinga



Senin, 14 Januari 2018


Lesson

02.02

Semua ini berawal dari Abah yang lupa membawa bekal yang sudah disediakan Mamaku.


Mama datang kepadaku dan menyampaikan daripada makanan yang sudah Mama buat tidak dimakan, mending dikasih ke anak jalanan saja. Iya, beserta kotak bekal dan sendoknya.

Jadilah setelah selesai urusan di kampus, aku mengarahkan mobil ke simpang lembuswana, tempat dimana banyak anak2 jalanan yang berjualan. Kupanggil satu anak yang membawa jualan kacang. Aku tanya berapa satu, dia menjawab “Sepuluh ribu dapat tiga.” 

Tapi itu hanya akal-akalanku saja. Karna selanjutnya aku memberikan selembar uang 10 ribu tanpa mengambil kacang tersebut beserta menyerahkan kotak bekal. “Terima kasih mba,” kata anak itu dengan muka yang datar.

Aku menjawab sama-sama. Like, ya udah. Oke. Jadi aku sudah melaksanakan amanah Mama hari ini, dan aku juga berbuat kebaikan hari ini.

Awalnya hanya itu.

Sudah.

Tuntas.

Tapi tebak apa yang terjadi hingga aku perlu menuliskannya di blog ini?

Yang terjadi selanjutnya adalah, anak itu berbalik, mengangkat kotak bekal yang aku kasih dan menunjukkan kepada teman-temannya dengan senyum yang sumrigah. Wajah bahagianya tak bisa kudeskripsikan. But seriously, aku gak pernah melihat seseorang sebahagia itu mendapatkan makanan bahkan tanpa tau isinya apa. 

Ya Allah aku mau nangis.

Ternyata sebegitu berharganya sebuah makan buat mereka?

Anak itu langsung menyebrang jalan