Rahasia

02.30

Pernah gak sih mikir sebel banget saat kita udah mau jalan, tiba-tiba macet, terus kena bad luck tiap di perempatan udah laju-laju nyempetin lampu hijau, eh, gak keburu?

Rasanya kesel, jadi telat sampai tujuan.

We've been several times in that time.

Tapi pernah gak nyangka kalo ternyata disaat seperti itu, ternyata Allah sedang mengulur waktu kita? Bahwa ternyata ditengah perjalanan kita nanti akan ada pohon tumbang, atau truk besar yang sopirnya oleng, atau cuaca buruk yang membuat jarak pandang kita hanya tersisa beberapa cm.

Allah gak mau kita mengalami kecelakaan, Allah gak mau ciptaannya terkena musibah.

Namun disaat waktunya Allah bilang kita harus tertimpa musibah, mau bagaimanapun juga, pasti akan kejadian. Dan disaat itulah iman kita benar-benar diuji.

Banyak dari kita yang akan berpikir, kenapa sih ini terjadi? Ya Allah, kenapa engkau buat aku begini? Ya Allah, kenapa?

We kept asking question yang selalu dibarengi "Andaikan.. Andaikan.."

Andaikan aku tadi begini... Pasti gak akan begini...

Iya, kadang beberapa hal terjadi tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Kita pengennya A, Allah kasih B. Kita pengen C, eh Allah kasih D. Kok Allah gak adil sih? Padahal kita udah berdoa sungguh-sungguh, eh hasilnya gak sesuai harapan.

Allah jawab pertanyaan tersebut dalam Al-Qur'an.


Seringkali kita selalu merasa kurang dengan nikmat yang Allah berikan. Terlalu sering mengeluh. Ini gak cukup.. Ini kurang..

Lalu Allah beri kita dengan sakit, dengan itu Allah mengingatkan bahwa nikmat-Nya yang paling besar telah diberikan pada kita, mengapa sulit sekali untuk bersyukur bahwa kita sehat?


Ya Allah, kenapa aku sakit? Kenapa engkau beri aku sakit disaat aku harus melakukan banyak aktivitas?

Bukan hanya untuk mengingatkan akan nikmat kesehatan yang telah diberikan. Disaat kita jatuh sakit, maka disaat itu jugalah berguguran dosa-dosa kita. We can't deny bahwa setiap dari kita memiliki dosa. Tapi Allah sayang sama kita, Allah ingin bertemu kita di surganya, makanya Allah berikan sakit. Biar dosa yang kita miliki gak banyak-banyak banget.

Dan mungkin, ada kesalahan-kesalahan kecil yang kita lakukan selama di dunia dan Allah beri ganjarannya / balasannya di dunia, bukan di akhirat. Have you ever wonder kenapa sih ada hidupnya orang yang bukan muslim anteng-anteng aja? Malah berlimpah kekayaan dan kesehatan? Justru orang yang muslim pastiii ada aja problem kehidupannya.

Disitulah letak istimewanya seorang muslim, kita diberi cobaan selama di dunia. Diberi musibah, diberi "siksaan", diberi sakit, karna Allah gak ingin kita tersiksa di akhirat. Biar aja semua terbayar siksaannya di dunia.




Semoga kita selalu melihat sisi positif atas kejadian negatif yang menimpa kita, selalu berprasangka baik sama Allah, senantiasa mengingat-Nya disaat senang maupun duka.

Karna sesungguhnya,

selama badan yang sakit tidak apa...

asal jangan Qalbu...

Relax

09.48

The last time i was saying my self to get relax, is right after KKN days. I posted a picture on instagram with me standing on the land doing inhale and exhale while seeing the great creation in the sky. And right after i'm doing that, i heard a good news. Something that i was so afraid to give hope into and didn't expected going to happened.

And yesterday, when i did the same thing. To get relax. To not put high expectation with anything. To not to be disappointed. To not to force anyone or myself. To let everything flows.

I heard a good news.

I'm so happy. I couldn't be happier.



Intinya, ikhlas dengan semua yang terjadi. Karena ketika kita ikhlas, Allah akan memberikan kabar baik untuk kita.




"Relax. Slow down a bit. Let every moment be what its going to be. Because what's meant to be will come, and what's not will fade away."

Not Allowed

20.20

Amalia Aswin gak boleh lupa makan.

Amalia Aswin gak boleh jajan sembarangan.

Amalia Aswin gak boleh kurang tidur.

Amalia Aswin gak boleh ngebut.

Banyak kata gak boleh yang selama ini harus aku jalani.

Merasa terbebani, merasa pergerakan terbatas.

Namun nyatanya, dibalik kata larangan tersebut terselip doa yang tak diucapkan lewat kata-kata.

Amalia Aswin harus sehat terus.

Amalia Aswin saat bangun pagi harus fresh.

Amalia Aswin harus selamat sampai tujuan.

Dan kadang, gak boleh untuk tau itu juga diperlukan.

Bukan karna tidak punya hak, atau belum cukup umur.

Namun di dunia ini, ada hal-hal tertentu yang perlu kita ketahui dan ada yang tidak. Semuanya berada dalam garis tertentu, tak melewati batas.

Agar Amalia Aswin bahagia terus.

I'm Home

02.01

Rumah.

Sebuah tempat bernaung dari alam luar, melindungi diri dari terpaan angin dan gigitan binatang. 

Rumah.

Tempat pulang. Tempat untuk mengistirahatkan diri setelah melalui hari yang panjang. 

Di rumah, 

Kita bisa menjadi diri kita sendiri.

Kita gak akan pernah di judge di rumah. 

Kita akan selalu diterima kembali setelah melakukan kesalahan.

Mom, Dad, my brothers.

You are home to me.

Memeluk Mama dan meletakkan kepala di pundaknya setelah melalui momen yang penuh cobaan, atau sekedar duduk bercerita ketika Abah sedang bermain komputer, mendengarkan lelucon tidak penting dari Affan dan Kak Akbar, dan mendengar suara Kak Dede dari telepon.

I trust no one in this world except you.

No one is the best supporter in this world except you.

Ok, i'm starting to cry while writing this.

Kalau ada yang tanya kepadaku, "Pernah pengen kabur dari rumah, Mel?"

Enggak, 

Justru tempat kaburku adalah rumah.

Tentang Monacco dan Teman-Temannya

03.58

Di rumahku ada kucing yang bernama Monacco, warnanya putih, pernah tersuspect mati terlindas mobil tapi ternyata bukan dia, tampilannya bukan seperti kucing terawat.

Kalo dibilang Monacco hewan peliharaan kami, susah juga mengatakan iya. Karna kami hanya memberi makan dan setelah itu udah, selesai. Sejak terbentuknya keluarga Aswin, tidak pernah sekalipun kami memiliki hewan peliharaan yang sangat berkontak erat dengan kehidupan kami. Kalo ada orang yang dirumahnya kucing berkeliaran kesana kemari, kamu gak akan menemukannya di rumahku (kalo boneka kucing banyak).

Yang menamai kucing itu Monacco adalah kakak Dede dan Affan. Kami menyayangi Monacco tapi disaat yang bersamaan juga suka mengatai Monacco yang selalu menyambut didepan pintu teras dengan tergeletak lemas.

Setiap harinya, sehabis makan siang dan makan malam, Mama selalu menjadi pengingat untuk memberi makan Monacco yang menunggu diluar pintu belakang.

"Kasih makan kucingmu, Nak. Gara-gara dia, kamu bisa masuk surga."

Mama gak pernah absen mengatakan hal yang sama setiap harinya. Mama bahkan suka ngerebus / ngegoreng ikan yang memang khusus buat kucing itu.

Dulunya, aku sama Affan selalu berantem tentang siapa yang harus kasih makan kucing. Tapi akhirnya tugas itu dilimpahkan kepadaku sepenuhnya. Sehingga memberi makan kucing menjadi rutinitasku sehari-hari setelah makan.

Pernah suatu hari, kami sekeluarga akan berpergian. Raut muka Mama sedih memikirkan bagaimana kucing itu makan kalo gak ada kami.

Sehingga aku bilang, "Ma, kasih aja kucingnya uang jajan, biar beli makanan sendiri."

Mama dan saudara-saudaraku tertawa, sejak saat itulah lelucon kasih uang jajan selalu dilontarkan ketika kami berpergian.

Lambat laun, bukan hanya Monacco yang suka berada di rumahku, kucing lainpun berdatangan.

Aku pun sampai keteteran tiap membuka pintu belakang, 5 kucing mengelilingiku. Ada 1 kucing yang berwarna hitam, dia paling beringas, sejak kedatangannya kucing-kucing yang kalem menjadi berubah, mungkin dia yang memprovokasi.

Gerakan mereka melingkar-lingkar kakiku ketika aku mencoba berjalan meraih wadah makanan mereka, sampai pusing aku dibuatnya.

Darimana mereka datang sih, dulu cuma Monacco, sekarang ada 5 kucing berbeda yang menunggu untuk kuberi makanan. Hitam, coklat, abu-abu, bermacam-macam deh pokoknya. Bahkan Monacco saja jarang ada, mungkin karna dia kalah beringas, atau mungkin karna dia memang lelah karna terlalu tua, kan aku gak tau umurnya.

Aku dan Affan jadi curiga ada konspirasi diantara kucing-kucing ini. Tadi kami berdiskusi bagaimana 5 kucing itu bisa sampai ke rumah kami.

"Monacco ini pasti beritahu ke teman-temannya," kata Affan.

"Enggak, dia cuma beritau ke satu teman," kataku. "Dia bilang ke temannya itu, 'Eh, aku mau kasi tau rahasia. Tapi kamu jangan bilang siapa-siapa ya.. di rumah itu orangnya suka kasih makanan tiap hari'. Terus temannya itu kasih tau ke temannya, lalu temannya kasih tau ke temannya lagi. Terus begitu sampai jadi 5. Tunggu aja itu, bakalan ada 10 kucing yang datang nanti."

"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHA"

We

01.37

"Mau makan dimana nih?"

"Terserah," jawab salah satu diantara mereka.

"Gresik yuk?"

"Aku udah makan gresik kemarin, yang lain aja..."

Kutipan terakhir itu diucapkan oleh orang yang sama yang menjawab kata "terserah."

Ya, begitulah kira-kira percakapan kami setelah perkuliahan hampir setiap harinya selama tiga tahun. Ribut masalah mau makan dimana udah jadi kebiasaan sehari-hari. 

Mungkin bukan ribut, tapi ribet lebih tepatnya wkwkwk.

Hari ini pun, kejadian seperti diatas terulang lagi. Hingga akhirnya kami menemukan titik temu untuk makan bareng di KFC Drive Thru. Dengan setia kami mengantri untuk memesan makanan, mereka memesan super besar, sementara aku memesan bento -karna sayang, aku makan ayam gak pernah benar-benar habis, yang senang jadinya cuma MJ.

Kami naik ke lantai atas, Fortra datang dengan sepiring penuh dengan saus tomat dan saus sambel yang luar biasa banyaknya, katanya untuk kami semua jadi tinggal ambil saus dari piring tersebut. Dan seperti biasa, kami yang biasanya ribut dan tidak berhenti tertawa tiba-tiba terdiam saat mengunyah makanan.

"Mel, mel," Ega yang berada disebelahku berbisik pelan.

"Hm?" Gumamku sambil tetap mengunyah.

"Tadi, waktu aku sama Adit pindahin meja kesini, anak SMA yang itu ngeliat aku terus," matanya seolah menunjuk kumpulan cewe berseragam SMA yang ada disamping meja kami. Aku pun hanya mengangguk-angguk mengiyakan.

Namun sesaat setelahnya, MJ, orang paling kepo sedunia, langsung menginterupsi. "Kenapa kenapa?"

Aku mengulang perkataan Ega dengan berbisik didekat kupingnya.

"Hah kenapa?"

Aku ulang lagi dengan lebih keras, mungkin suaraku tadi terlalu pelan.

"Apa apa?"

Ya ampun masih gak denger, sebelum aku mengulang perkataanku lagi, meledaklah tawa Maydita, Fortra, dan Ega.

Aduh, ini aku ngetiknya sambil ketawa mengingat kejadian tadi.

Padahal gak penting ya? Gak lucu juga? Tapi kami ketawa sampai seluruh lantai dua KFC itu hanya dipenuhi suara tawa kami disaat ramai-ramainya karna bertepatan dengan waktu makan siang.

Aku pernah membaca sebuah novel yang berceritakan persahabatan antara cewek famous di sekolahnya, yang anak cheers, hobi jalan-jalan ke mall, shopping, dengan seorang cewek berpenampilan tidak menarik, kutu buku, kerjaannya belajar saja di rumah, dan tidak dapat bersosialisasi. Menurutku cerita itu sangat tidak masuk akal, bagaimana mereka berdua bisa bersahabat jika topik yang dibicarakan saja tidak bisa bertemu?

Persahabatan itu tercipta karna kita memiliki kesamaan dengan orang tersebut.

Seperti kami contohnya.

Kami membicarakan topik yang sama, lalu tertawa bersama setelahnya.

Kami pun dapat menyukai makanan yang sama. Saking sukanya terhadap makanan tersebut, selalu itu yang akan dimakan. Lalu setelahnya, kami akan sama-sama bosan karna sudah keseringan.

Hal tersebut pun berlaku untuk barang.

Pernah suatu hari aku membeli satu set pulpen warna-warni dari Prega. Beberapa hari setelahnya, kami berlima sudah memiliki pulpen yang sama. Iya, seperti itu. Dan lucunya, diantara kami gak ada yang marah karna punya barang yang sama (ya mungkin ada marah-marah lucu sih). Malah ketawa aja kalo udah liat kita ternyata punya pulpen, kotak pensil, dan lipstick yang sama.


Aku yakin persahabatan kami terjalin bukan karna sebuah kebetulan, melainkan memang diatur oleh yang diatas. Dan karena itu, tak terhitung rasa syukurku telah dipertemukan dengan orang semacam mereka.

Gak semua orang bisa mengerti kata-kata tersirat, kata-kata yang hanya diucapkan oleh mata, atau kata-kata yang tak diucapkan sama sekali. Namun dengan mereka, aku tak perlu berbicara untuk mengungkapkan segalanya. Dan hal tersebut berlaku sebaliknya.

Gak semua orang juga dapat memahami sifat kita. Aku dan mereka memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan bagaimana kita beradu pendapat lalu bisa saling menerima, itulah makna yang ada dalam persahabatan.

[Sejujurnya, aku itu orangnya geli banget nulis tentang persahabatan gini. Sama kayak gelinya aku kalo nulis tentang cinta-cintaan. But since i'm always the kind of flat face person around, i really want to express my heart about how meaningful they are through this writing. I couldn't help it tough]

Aku gak tinggal serumah sama mereka, aku juga gak ada hubungan darah sama mereka.

Tapi tanpa kehadiran mereka, ruang kuliah yang berisi lebih dari 60 orang, berasa sepi.




Ini masih tahun 2017.

Dan kita masih menjadi mahasiswa pre-klinik.

Cepat atau lambat, nantinya kita akan berlabuh di tempat yang sama dan menyandang gelar yang sama.

Lalu setelah itu, kita akan melanjutkan perjalanan kembali. Entah bagaimana, mungkin lebih banyak yang berbeda. Aku yang berkeinginan mengambil spesialis anak, Ega yang terbesit memiliki keinginan mengambil spesialis patologi anatomi, atau Fortra yang berkeinginan mengambil spesialis kulit.

Tapi tau ga yang dikatakan orang-orang tentang mahasiswa kedokteran?

Long life learner.

Meskipun udah jadi dokter atau dokter spesialis nanti, mereka tidak akan pernah berhenti belajar.

Dan aku harap,

begitu juga persahabatan kita.

Not Only You

04.32

Ada yang menunggu.

Ada yang berdoa setiap malamnya untukmu.

Ada yang berharap kamu menyegerakannya.

Ada yang menginginkan kamu menyelesaikan ini lebih daripada dirimu sendiri.

Ini semua bukan tentang harapanmu saja.

Ini melibatkan angan-angan mereka.

Karna keinginanmu memakai toga tidak lebih besar daripada keinginan mereka untuk melihat kamu menggunakannya.