Lulus

09.08

Aku lega.
Lepaslah sudah bebanku ini...
Beban yang terus terpikirkan oleh otak dan hati.

2 Juni 2012. Pengumuman kelulusan, di sore hari. Aku datang terlambat ke sekolah, teman-teman sudah berkumpul di aula dan segala penghargaan untuk lulusan terbaik sudah diberikan. Aku sampai saat mereka berhamburan, membuka masing-masing mapnya yang berisi nilai UAN.


Aku mengambil map punyaku dengan Bu Ninik... Thea dan Inggrit bilang kepadaku untuk membukanya. Tapi aku bilang ingin membuka map yang berisi nilai, yang sudah kutunggu selama satu bulan ini, bersama Mama dan Abah.

Ketika aku membuka map yang berwarna coklat itu, kutemukan sebuah kertas... Yang berisi banyak nilai.
Sejenak, aku bingung dimana letak NEMnya. Sampai kulihat sebuah angka yang ditebali, 35,35.

Alhamdulillah. Aku menyalami tangan Abah dan langsung memeluknya, air mataku jatuh, tak terpendamkan lagi. UAN, hal ini yang selalu kupikirkan. Tak percaya... Aku mendapat nilai seperti ini... Hasil kerja kerasku, begadang belajar setiap malam...

Kecemasanku berakhir sudah...

Setelah Abah, aku memeluk Mama dengan tersedu-sedu...

Pak Joko, kepala sekolah, yang ada didekat situ melihat nilaiku. "Nilainya bagus" seperti itulah katanya.

Guru IPS, yang sampai sekarang aku tak tahu namanya, karena teman-teman memanggil 'Bunda', menghampiriku. Aku berterima kasih kepadanya, sambil menangis.

Rasanya, masih tak percaya...
Waktu itu, sehari sebelum UAN, asam lambungku naik dan muntah-muntah. Sementara besok aku harus mengikuti ujian itu... Mama menawarkanku untuk ikut ujian susulan, tapi aku menggeleng. Aku ingin berjuang melawan perang ini bersama teman-temanku pada hari yang sama.

Dalam doa, aku memohon kepada Allah agar memberikanku kemudahan saat mengerjakan soal ujian esok... Tunjukkan jawaban yang benar kepadaku, iring tanganku kepada jawaban yang benar Ya Allah...

Esoknya, aku mengerjakan UAN dengan lancar... Bahasa Indonesia... Inilah yang paling susah diantara pelajaran yang lain, karena harus mengerjakannya dengan sangat teliti... Tapi aku malah sangat yakin dengan jawabanku. Subhanallah... Atas kemudahan Allah...

Di tengah pelaksanaan ujian, aku makan Tango vanilla yang kutaruh di kolong meja. Bukan apa-apa, itu karena Pak Rusdi, dokterku, menyuruhku untuk makan... diisi perut walaupun satu biskuit, setiap jam...

Hari-hari berikutnya aku mengerjakan soal dengan sangat optimis...

Alhasil, aku mendapat nilai 9,20 untuk Bahasa Indonesia, 8,40 untuk Matematika, 8,75 untuk Bahasa Inggris , dan 9,00 untuk IPA.

Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah...
Semuanya berkatmu...
Tanpamu... Apalah diriku yang tidak berdaya ini... Yang pada saat itu sedang sakit dan mengerjakan ujian nasional... Tanpa bantuanmu... Tidak akan kudapat nilai seperti ini...

Mungkin Thomas Alva Edison bilang kalau keberhasilan itu 1% bakat dan 99% usaha.
Tapi dia lupa satu hal.......... Doa.