Red Queen

07.55

Awalnya aku cuma iseng ke gramedia untuk mengisi waktu kosong diantara sebuah kegiatan. Baca-baca aja meskipun gak beli wkwkwk menjadikan gramedia sebagai perpustakaan dan perpustakaan sebagai gramedia (tidak pernah tidak denda) :))

Sebuah dorongan membuat aku melihat sinopsis dari buku yang berjudul Red Queen. Dari sepenglihatanku, buku ini terdapat 3 series. Terus pas baca sinopsisnya, akhirnya tertarik buat memangku kaki dan membaca hingga 15 lembar. And at that time, i was like... Aku harus beli buku ini. Tiga-tiganya sekaligus. You know ketika kamu membaca sebuah buku, 20 halaman awal adalah penentu apakah cerita ini menarik atau tidak. That's why seorang penulis mostly terbebani untuk membangun kata-kata yang pas atau plot yang menarik di awal cerita (atau bahkan langsung menyelipkan titik permasalahan yang tentunya menggantung untuk menarik perhatian pembaca).

Oke, pada akhirnya keesokan malamnya aku mengajak Abah ke gramedia karna aku sudah tidak bisa membendung rasa penasaranku terhadap cerita ini. As i said di post sebelumnya, i'm very interested untuk cerita berlatar belakang kerajaan, and here i am, here i am.


Buku pertamanya berjudul Red Queen, jadi inti cerita ini adalah perbedaan tatanan sosial yang membuat salah satu kaum geram dan akhirnya melakukan pemberontakan. Dalam cerita ini dikisahkan bahwa manusia dibagi berdasarkan warna darahnya, darah merah disebut kaum Merah, darah perak disebut kaum Perak. Ini bener-bener secara harfiah ya, jadi kalo tangan diiris ya keluarnya darah perak, pipi bersemu ya berwarna perak (ini bagian terlucu untuk dibayangkan wkwk).

Nah, kaum Perak ini adalah kaum yang paling berkuasa. Hidupnya mostly berkelimpahan kemewahan, berkuasa di kerajaan, dan yang teristimewa: mereka memiliki kemampuan khusus. Seperti contohnya sang raja yang bisa mengendalikan api, ratu yang pembisik (bisa membedah dan mengendalikan pikiran orang), ada juga yang bisa mengendalikan air (nymph), magnetron, peredam kemampuan (arven) dan masiiihhhh banyak lagi. 

Berkebalikan dengan kaum Perak, kaum Merah ini miskin, terpuruk, terbelakang. Boro-boro punya kemampuan khusus, buat makan aja gak ada uang sampe mencuri. Biasanya mereka hanya menjadi pelayan di istana, bagi kaum Merah yang gak punya pekerjaan sampai umur 18 tahun akan dikirimkan ke medan perang untuk bertempur.

Kentara banget kan bedanya? 

One day, seorang yang bernama Mare Barrow dari kaum Merah direkrut untuk menjadi pelayan di istana. Saat bertepatan dengan Pesta Pemilihan Ratu ketika klan terkemuka menunjukkan kemampuan putrinya masing-masing agar pantas disandingkan dengan pangeran, Mare "terpleset" ke dalam arena. Dan yang membuat semua orang terkejut, tiba-tiba dia mengeluarkan petir. 

Nah loh, Mare kan kaum Merah, kok dia punya kemampuan khusus mengeluarkan petir?

That's where the story started. 

Untuk menutupi kebingungan orang-orang, identitas Mare dimanipulasi oleh raja dan ratu, dan dia diangkat menjadi bagian dari keluarga kerajaan. Kesempatan menginvasi ke istana inilah yang digunakan Mare untuk melakukan rencana pemberontakan bersama organisasi Barisan Merah.

Plis ini kalo gak ditutup sekarang juga bakal menceritakan sampe buku ketiga beserta spoiler-spoilernya wkwkwk 

Ini serius pokoknya baca bukunya yang ampe 600-700 halaman itu gak kerasa :") aku aja yang buku pertama selesai dalam dua hari. Barusan selesai baca buku ketiga, DAN AKU BARU TAU KALO TERNYATA ADA BUKU KEEMPAT. Aku kira ini trilogi kan soalnya di gramed cuma ada tiga, terus pas buka google astagfirullahaladzim ternyata ada yang keempat alias War Storm. Pantes kok ini udah mau lembar-lembar terakhir tapi masalahnya belum tuntas. Besok aku ke gramedia pokoknya terus kalo gak ada langsung beli online, aku gak bisa menahan ini semua.

Cerita ini keren banget guys pokoknya keren yang keren banget. Kalian gak bakal nyangka jalan ceritanya gimana karna saking plot twistnya :)))))) Aduh ya Allah mau nangis saking kerennya huhuhuhu

Seri dystopian lain kalah deh pokoknya :")))))) 

Pergerakan bawah tanah mereka itu loh yang oke banget, politik, militer, tak tik strategi yang dilayangkan, terus etiket kerajaan menjadi keseharian, dan kemampuan khusus mereka itu waduuuhhh.

Sumpah ya ini kalo jadi film okee bangettttttttt. Dari dua tahun lalu dibilang working on the movie tapi sampe sekarang kok belum adaaaaaa.

Kalo mereka udah bertarung dengan kemampuan masing-masing, yaampun aku bisa membayangkannya T_____T dari semua kemampuan yang dimiliki kaum Perak dan Darah Baru, yang paling aku inginkan adalah....


Eng ing eng


ADA WALLACE!!!

Dia itu bisa mengingat semua yang dia baca, semua yang dia dengar dan lihat. Pokoknya cerdas banget yang sekali baca buku langsung nemplok. Yang kalo baca panduan mengendarai pesawat jet langsung bisa jadi pilotnya. Liat sebuah kerumunan bisa langsung tau itu jumlahnya ada berapa orang. Subhanallah walhamdulillah inginku punya kemampuan demikian untuk mengingat guyton, sobotta, de jong, dan nelson. Baca buku bedah langsung ahli kali ya di meja operasi. Ugh, sayangnya ini hanya fiktif belaka wkwkwkwk karna sesungguhnya kemampuan yang lain itu gak perlu guys, mengendalikan api, petir, dll itu cuma bikin orang terbunuh. Otak > otot.

Terus...

Yang bikin aku pengen banget liat movienya itu adalah...

Kalo kaum Perak udah mengadakan pesta itu... pasti wah banget. Setiap perempuan diklan-klannya menggunakan gaun yang okeee banget dan warnanya mempresentasikan klan masing-masing!

ini sampe ngesearch sendiri dong foto-foto gaun, terinspirasi dari authornya. huhuhu anggun sekali :(

Untuk karakternya as expected, Mare, Maven, dan Cal gak bisa aku visualisasikan. Bentuk mereka ada didalam bayanganku, tapi aku gak bisa menunjuk artis tertentu sebagai wajah mereka. Kalo dijadiin film plis tolong yang Maven sesuai dengan deskripsi dibukunya, jangan dimacem-macemin. Kalo Cal gakpapa, terserah aja wkwkwk

Meanwhile, buat pemeran pendukungnya. Aku membayangkan visual mereka dengan seseorang yang aku ketahui. 


Emilija Baranac as Evangeline Samos. Entah kenapa rasanya pas aja gitu muka dia sebagai calon ratu yang jahat. Mungkin karna perannya sebagai Genevieve jadinya kesan mengintimidasi itu gak terlepas dari wajahnya. Dalam karakternya, Evangeline itu adalah sosok yang kuat dan telah dipersiapkan untuk menjadi calon ratu semenjak kecil. Dia sudah diajarkan bertarung, menguasai kemampuannya hingga kelevel maksimal. Sehingga gak heran dia melakukan apa saja untuk meraih yang dia inginkan.


Nat Wolff as Kilorn Warren. Waktu baca deskripsinya si Kilorn yang anak desa, pekerjaan nelayan, gak berdaya, seketika wajah Nat Wolff langsung muncul diotak aku. Mungkin mukanya emang muka-muka minta dikasihani kali ya wkwkwk aku berharap banget dia yang jadi Kilorn, sahabatnya Mare yang membantu perjuangan Mare dengan Barisan Merah. Best friend forever deh pokoknya dia sama Mare. 

And lastly... 

Setiap cerita ada pembumbunya. Dan pembumbunya ini manis asin pait asin guys. Pokoknya apapun yang terjadi aku mendukung Mare dan Maven. Cal itu siapa ya mohon maaf (setelah ini spoiler) mengkhianati perjanjian dengan Barisan Merah dan Mare setelah mendapat kesempatan untuk merebut takhta, haduuhhh gak banget sorry. 

i thought i'm all alone one until i read this :")

Sebagai penutup, aku menceritakan buku ini kepada Abah dan Abah bilang tiga buku ini disusun di rak berdampingan agar tidak terpisah. Yup! Aku tak akan memisahkan ketiganya kepada siapapun.

Here it is, me with series terbaik sepanjang masa setelah Harry Potter.

aku sayang banget buku ini. sayang sayang yang sayang banget.


Tertanda, 

Amalia dari Klan Aswin.