(Holy)(Day)

00.22

In the last few days of my holiday, we finally went out from our comfort zone (baca: rumah). Agak malas pergi lama-lama terus jauh, so we went to Balikpapan.
Kak Dede sebulanan ini pulang, jadi kami sekeluarga liburannya full team. Horay!


Tema liburan kali ini adalah: take a deep breath and feel the air~

First destination setelah sampai ke balikpapan adalah berkunjung ke rumah nenek. Nemuin foto ini, bayi yang digendong itu aku, hihi. Kalau Affan sih belum ada, masih di dunia lain.


Bahagia itu sederhana...



Makan di Oceans, dingin karena sebelah pantai terus ada suara desiran ombak.


Byebye holiday :) next year i promise i will meet you in longer time :)

My motivation: cute baby

09.21


Mungkin udah banyak yang tau, kalau aku menempuh pendidikan kedokteran ini gak akan berhenti sampai di gelar "dr." aja. Yang pasti, setelah meraih gelar "dr." dan memenuhi persyaratan untuk menjalani pendidikan spesialis aku akan langsung kembali menjadi mahasiswa lagi, gak peduli betapa susahnya. Aku akan meraih gelar Sp.A: spesialis anak.

Terlalu jauh memang kalau dipikirkan dari sekarang. Istilahnya kalau aku sama Bunga bilang "dapat gelar dokter aja kita sekarang masih 0,01 % loading" hahaha. Tapi itulah intinya, setiap orang harus memiliki sketsa masa depan, dan inilah sketsa yang kugambar semenjak kecil. Gak neko-neko, Amel kecil bahkan ketika ditanya ingin jadi apa jawabannya bukan "Dokter", tapi "Dokter Anak."

Waktu kecil aku sering pergi ke dokter anak, entah itu karena aku sakit, ataupun adikku yang imunisasi. Setiap pergi ke dokter, aku selalu terpana melihat dokter yang mengenakan jas putih, lalu memeriksa "hanya" dengan stetoskop dan lampu senter, dan bisa menyimpulkan obat apa yang harus diminum (sampe sekarang sih masih sama aja terpananya hehe). Saat mengantri aku sering berjumpa dengan adik-adik bayi yang imut, kadang aku salaman dan kenalan juga, kasihan mereka kalau sakit, makanya aku bertekad ingin menjadi dokter anak juga. (alasan selanjutnya; miris sama penyakit sendiri)


Semangat menjadi dokter anak ini selalu didukung dengan gemesnya aku melihat adek bayi. Duh! cuteness overloadd. Kasian kalo sakit :( "Kakak obatin ya :)"

Semangat kakak Amel :)

Its Ramadhan

16.27

Selamat datang wahai bulan yang suci, penuh berkah dan ampunan.



Assalamualaikum :)

Jujur saja, bagiku Ramadhan kali ini sungguh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Mengapa? Karna sampai hari ini pun aku tetap belajar dan belajar dan terus belajar untuk ujian modul dan OSCE. Jadi perasaanku tidak ada bedanya dengan hari biasa.

Memang sih, selama SD, SMP,SMA, 2 minggu awal puasa aku tetap menjalankan rutinitas sekolah. Tapi pulangnya selalu lebih cepat, PR dari sekolah pun berkurang. Pulang ke rumah, bebas baca buku tentang islam & sains seharian, lalu masak dan bikin es buah bersama Mama.

Itu dulu, sekarang agak sedikit berbeda :)
Aku tetap masak dan bikin es buah bersama Mama. Kegiatan di kampus juga semakin berkurang. Apa yang sedikit berbeda? Buku yang dibaca. Ya, buku kedokteran.

Aku tidak menyalahkan keadaan, hanya saja kebiasaanku yang telah berbeda ini agak sedikit mengganjal di hati. Aku sering menelan ludah, ketika melihat tumpukan buku non-kedokteran di rak yang belum sempat kubaca (aku selalu berkata dalam hati, kalau materi ini selesai aku langsung baca buku ini! Dan ternyata, ada lagi materi lain yang harus dibaca, hahaha)

Namun ketika aku berpikir seperti itu, aku tersadar. Ya Allah... tidak ada yang perlu disayangkan. Aku juga sedang belajar ilmu kedokteran... Mempelajari makhluk ciptaan-Mu yang paling sempurna.

Setiap orang yang menuntut ilmu, pasti Allah tinggikan derajatnya, maka tidak ada yang sia-sia. Allah sendirilah yang memerintahkan kita untuk menuntut ilmu agar bisa berpikir dan menemukan keajaiban ciptaan-Nya.

Pernah gak berpikir?
Kalo belajar tentang neurologi atau muskuloskeletal itu susah? Begitu banyak jaras-jarasnya dan cara kerjanya.

Tapi kita cuma tinggal menemukan dan mempelajarinya saja?

Namun siapakah yang bisa membuat kita dengan sedemikian rupa, menciptakan manusia dengan sangat detail?
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (At-Tin:4)"
Jawabannya cuma satu.

Dia Yang Maha Esa, Allah SWT. Tuhan yang bergantung kepadanya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.

Sungguh, jika kalian belajar Histologi (ilmu yang mempelajari struktur makhluk hidup secara mikroskopis), disitulah kalian benar-benar menemukan arti surah At-Tin. Dari ujung rambut, kulit, lidah, paru, usus, lambung, semuanya memiliki struktur yang sesuai dengan fungsinya masing-masing. Siapa coba yang bisa membuat sedetail itu? Bahkan jika seluruh orang di muka bumi ini saja dikumpulkan, untuk membuat seekor lalat pun mereka tidak akan mampu.

Bagi Allah, menciptakan manusia, bumi, alam semesta adalah perkara yang mudah. Kun Faya Kun; jadilah maka jadilah.

Maka untuk semua orang yang pernah berpikiran seperti aku, ingat, gak ada ilmu yang sia-sia. Tetap selalu belajar ilmu kedokteran, karna dari ilmu kita lah yang akan menjadi perantara Allah dan pasien, tanggung jawab sebagai calon dokter di masa depan itu sangat besar, jangan pernah berhenti belajar. Membaca materi kedokteran memang gak akan pernah selesai, maka dari itu selang-selinglah sambil membaca buku tentang islam.

Jangan pernah sedetikpun melupakan akhirat, apalagi melupakan Allah. Teruslah beribadah kepada-Nya, dengan begitu apa yang dikerjakan menjadi berkah. Apalagi saat ini adalah bulan Ramadhan, dimana pahala akan dilipat gandakan.



Bismillahirahmanirahim...
Selamat belajar...