Matrikulasi FK UNMUL 2014 (1)

07.17

Pertemuan singkat yang bisa dihitung dengan jari ini hanya permulaan.


27 Agustus 2014

Sehari sebelum matrikulasi, Satria berinisiatif buat meet-up satu angkatan. Supaya saling akrab sebelum mulai belajar, katanya. Dan setelah berdiskusi panjang lebar di grup line, alhasil kami sepakat ngumpul di Zushioda. Saling kenalan, meskipun untuk beberapa orang bukan-untuk-pertama-kalinya, tetapi acara ngumpul-ngumpul yang hanya dihadiri 3/7 angkatan ini cukup sukses untuk membuat kita lebih saling mengenal satu sama lain saat matrikulasi.

Day 1


28 Agustus 2014

Sejujurnya, judul foto ini sebenarnya "Sempat-sempatnya befoto" wkwkwk karena gak lama setelah foto ini diambil, acara pembukaan matrikulasi dimulai. Maunya foto bareng 69 orang di kelas. Cuma Rifqi, yang nge foto langsung mengembalikan kamera saat dikatakan harus foto dari depan :')

Acara diawali dengan sambutan Dekan FK, dr. Emil, dan perkenalan dosen-dosen FK lainnya yang akan kami sering jumpai. Lalu dilanjutkan dengan perkenalan masing-masing mahasiswa. Dengan menyebutkan nama, asal SMA, alamat, dan prestasi.

Sehabis perkenalan itu, kami bermain game atau yang disebut dengan "ice-breaking." Kami diberikan selembar kertas yang berisi hobi-hobi. Mulai dari hobi membaca buku, menonton film, berenang, tenis meja, video game, travelling, shopping, dll. Dengan kertas itu kita harus mendapatkan tanda tangan teman sebanyak mungkin diatas hobi yang dia miliki. Kami jadi tergesa-gesa mendapatkan tanda tangan karena waktu yang diberikan sangat terbatas, seru jadinya xD

Selain game itu, kami juga disuruh membuat nama dan yel-yel dari kelompok masing-masing. Tentunya yang berkaitan dengan kedokteran. Ada yang "aorta," "skeleton," "scalpel," hahaha 

Gak lama setelah ice-breaking ini, kami dipindahkan ke gedung PUSTRAMED karena ada masalah teknis. Tentu saja selanjutnya pengenalan dengan Fakultas Kedokteran (FK), mulai dari fasilitasnya, cara belajarnya, sistem penilaiannya, dan tata cara Diskusi Kelompok Kecil (DKK).

Day 2
29 Agustus 2014

Nah ini dia :)
DKK buat pertama kalinya. Meskipun udah dijelasin semua teorinya sama dokter, tapi kalau gak dicoba ya mana bisa. Experience is the best teacher. Seven Jumps. Buat kelompok aku, kelompok 1, tutor kami dr. Abdillah yang bantuin selama proses diskusi. Seru jadinya, kami dituntut untuk berpikir secara kritis, melontarkan pertanyaan, menjawab pertanyaan, menyanggah, dan mendukung hal yang dibicarakan. Same story with another team, saat kelompok kami lancar membuat kerangka prosesnya, eh, tapi ternyata masih gak benar. Akhirnya diperbaiki sama tutor dr. Abdillah. Alhamdulillah.

Day 3
30 Agustus 2014

Seharusnya hari ini libur karena ada kakak tingkat yang OSCE, but we must go to the library. Only for med student, for the first time! Kayaknya bakal betah di perpustakaannya FK ini, soalnya adem dan suasananya enak wkwkwk. Banyak buku-buku dan jurnal-jurnal, insya Allah nanti pasti bakal ngebantu banget dalam belajar :)

Karena kegiatan hari ini cuma 1,5 jam we decided to go together for lunch! Harusnya banyak, bareng temen-temen yang lain, tapi mereka ada yang masih ngurus KRS, kembali ke kampus, bahkan ada yang langsung pulang kampung. Jadilah kita~ 9 orang mahasiswa baru yang mengisi perut sambil membicarakan banyak hal dari yang penting-penting sampe yang gak-gak penting banget hahaha <3 nbsp="" p="">


See you,

Kangen Smansa

11.02

Judulnya sudah menggambarkan dengan jelas perasaanku saat ini.
Kangen Smansa.
Banget.

Aku kangen pake seragam putih abu-abu. 
Yang setiap hari senin sampai kamis kita pakai. 

Aku kangen turun pagi.
Mendengar ucapan "Pagi", "Pagiii",  "Assalamualaikum", atau "Assalamualaikum... Selamat pagi..." Terus kalau hujan, banyak yang datang terlambat karna macet. Biasanya pada basah kuyup.

Aku kangen suasana belajar di kelas.
Mungkin lebih tepatnya ketika mendekati ulangan harian dan kita belajar sama-sama, sambil harap-harap cemas semoga ulangannya ditunda. Atau saat mengerjakan tugas, yang ributnya minta ampun. Saling nanya-nanya gimana caranya. Lucunya, setiap pelajaran ada masternya. Kalau matematika, tanya ke A dia gak tau, panggil si B, kalau B juga gak tau, panggil C, dewanya, dan soal itupun terselesaikan. Hahaha.

Aku kangen guru-guru Smansa.
Bu Dwi, Pak Didik, Pak Kus, Pak Zakir, Pak Aidil, Bu Dewi, Pak Kholiq, Pak Ali, Pak Sugeng, Bu Anik, Pak Wahyudi, Pak Riyadi, Bu Ida, Bu Herma, Pak Suwitoyo, dan semua guru lain yang kita tau dengan sangat cara mereka mengajar dan bagaimana kita menghadapinya. Masing-masing punya ciri khas sendiri. Serius, lucu, asik, unik, dan....tidak terlupakan.

Aku kangen jam kosong.
Kalau guru udah kita panggil terus berhalangan ngajar, yap :) waktunya beristirahat. Para gamers mengambil posisi untuk menyalakan laptopnya, pecinta drama sama film menarik kursi untuk nonton bareng, pemain catur sudah ampar tikar di belakang kelas, disalah satu sudut kelas ada yang tetap bertahan dengan bukunya untuk belajar, mendengarkan lagu dan bahkan ada yang terlelap.

Dan satu hal lagi.
Aku kangen bakso smansa dan nasi padang. Menurutku, pilihan yang paling sulit saat aku SMA adalah mau makan bakso atau nasi padang pada hari itu. Hard choice. Dua-duanya favorit banget. Padahal banyak bakso atau nasi padang yang jauh lebih enak diluar sana, tapi entahlah... bakso smansa dan nasi padang tetap yang paling TOP. Mungkin yang bikin kangen bukan rasa makanannya, tapi bagaimana kita mengistirahatkan otak setelah belajar dengan makanan itu & dengan siapa kita makan saat itu...


Pasangan yang tidak dapat terpisahkan

Nasi Padang :)

But nothing last forever, right? Harus rela membiarkan semuanya menjadi kenangan, yang gak bisa terulang lagi. Memang sakit rasanya, gak bisa kembali melakukan aktivitas sekolah, ketemu guru-guru yang unik, les disana-sini, dan becanda sama teman-teman sekelas yang sudah menjadi kebiasaan selama sekian tahun. Rasanya pengen banget hal itu terulang lagi... Tapi gak mungkin kan selamanya SMA? :) Kita harus meraih cita-cita masing-masing. Mungkin nanti akan bertemu dengan orang-orang baru yang kembali menghiasi hidup, menemukan aktivitas baru yang menyenangkan, dan punya bakso langganan baru yang ada di sekitar kampus :) Ya, memang gak akan sama dengan SMA, but life must go on, right? :)

Sebentar Lagi Mahasiswa, hahaha

21.16

Today we take it as an ordinary day, but tomorrow we will remember this day because its so historical.


Its a started of a new day.

PRA-REGISTRASI DAFTAR ULANG SNMPTN UNMUL 2014

Waktu menunjukkan pukul 9 pagi. Auditorium Unmul penuh dengan mahasiswa baru yang akan memasuki tahun ajaran 2014/2015. Disini, tempat mendaftar ulang bagi mahasiswa yang lulus jalur undangan, orang-orang beruntung yang lulus tanpa harus mengikuti tes SBMPTN yang dilaksanakan pada hari yang sama.

Aku sedang menyeduh teh di rumah, tiba-tiba Isna menelponku. "Mel, kamu dimana? Ayo ke Auditorium sekarang. Antrian sudah 1000an lebih ini." Kaget setengah mati, aku langsung mengambil tas selempang dan map. Lalu HPku berbunyi lagi, kali ini telepon dari Vika, "Mel, aku udah di depan rumahmu." Untuk kedua kalinya aku dibuat kaget, karena sebelumnya gak ada janjian sama Vika tiba-tiba orangnya udah ada di depan rumah, hahaha. Alhasil, kita berdua berangkat sama-sama ke Auditorium.

Betul kata Isna, sampai di Audit banyak banget orang di sekitar situ. Untungnya mudah mencari parkiran hahaha. Baru saja turun dari mobil, kami berpapasan dengan Isna dan Sofi. Aku mendapat nomor antrian 1471. Itupun diambilin Isna yang datang lebih dulu. Setelah itu, kita berempat pergi ke pramuka untuk mengfotokopi kartu SNMPTN.

Selesai fotokopi, kami kembali ke Auditorium. Well, ternyata antrian baru sampai nomor 200an keatas. Entah berapa lama lagi kami harus menunggu... Teriknya matahari membuat aku, Vika, Sofi, dan Isna ingin mencari tempat yang teduh. Melihat banyaknya calon mahasiswa (cielah) yang duduk-duduk di atas taman, kami juga memilih untuk berteduh di atas hamparan rumput itu, tepat di bawah pohon.


Ketika duduk dan bercengkarama tentang banyak hal, aku baru tersadar bahwa ternyata kami inilah 4 orang anak XII IPA 10 Aksel yang lulus SNMPTN di Unmul. Dan sebentar lagi kami akan menjalani hari baru sebagai mahasiswa. Meskipun berbeda fakultas, aku di kedokteran, Vika di ekonomi, Sofi dan Isna di teknik, kami enggak akan lupa untuk saling bertemu nantinya. Sepertinya titik ketemunya yang cocok di fakultas kedokteran deh, antara gedung fakultas teknik sama ekonomi tuh, hahaha. Untuk teman-teman yang juga akan lulus di SBMPTN, mari kita berkumpul nanti. Yeay.

Well, melihat pemandangan seperti ini rasanya kayak mimpi :) dulu setiap lewat hamparan rumput ini rasanya pengen banget ikut duduk, seru :) apalagi sama teman-teman...



Hmmm cukup lama kami duduk-duduk disini sampai nomor antrian sudah mendekati gilirannya Isna. Lalu Sofi. Tersisa aku dan Vika yang nomornya berjauhan dengan Isna dan Sofi. Kami berdua mengisi perut dengan makan nasi bungkus yang kami beli didepan Audit. Lucu banget waktu makan ketemu sesama angkatan 58 Smansa, mereka humoris hahaha.

Engga begitu lama setelah kami makan, nomor antrian sudah hampir dekat dengan giliranku. Aku menunggu giliran didepan pintu gedung Audit ini hingga dikatakan "Yang nomor antriannya dibawah 1500, masuk."


Didalam Audit, tersedia banyak kursi sehingga aku duduk untuk menunggu giliran nomor antrianku dipanggil lagi. Panggilan selalu untuk 10 orang "Nomor antrian 1470 sampai 1480, maju." Di atas panggung sudah ada panitia beserta komputernya yang akan memeriksa kelengkapan daftar ulang kami. "Amalia Aswin yah... fakultas kedokteran..." Lalu mereka mengetik sesuatu di komputer, menstaples sudut kertas, mengecap dengan stempel, dan tanda tangan. Selesai.

And thats it. 3 menit yang ditunggu-tunggu selama 3 jam. Selesai semua urusan, kami langsung pulang. Terasa biasa saja kan? Tapi aku percaya, suatu hari nanti semua dari kita akan mengingat kembali masa-masa pendaftaran ulang ini. Semua kenalan baru dari fakultas berbeda... Suatu hari nanti kita akan mengingat hari ini... Seperti saat mendaftar ulang waktu SMA dulu :)

See you,

The Red Tour

06.05

Mata Elang International Stadium, 4 Juni 2014.


Never actually wonder this could happened, that Indonesia also listed in the Red Tour 2014. Masih inget waktu penjualan ticket ditunda-tunda terus :') Perjuangan banget. Waktu penjualan udah dibuka, web lamusicstore.com servernya down, kebanyakan yang masuk. Bingung banget, takut kehabisan. Thanks God i found blibli.com, save my ticket concert *crying

Located in Mata Elang International Stadium at 8pm. 
Beberapa saat sebelum konser dimulai, 20,000 penonton dibuat kaget terus. Mulai dari lagu yang bikin kita semua ngira kalau Red Certain yang ada dipanggung lanjut jatuh... crewnya Taylor yang lewat didekat kita semua (katanya dia keliling buat narik lucky fans ke Bronze biar ngumpul di fence)... sampai ada cewe yang dikira Taylor karena rambutnya persis banget. Aku kasian sama cewe itu, masih ingat muka bingungnya xD "kenapa semua orang teriak-teriak ke arah aku?" wkwkwk

Konser dibuka dengan penampilan dari Nicole Zefanya, pemenang #RideToFame Cornetto. Dia membawakan beberapa lagu, memang gak salah Cornetto memilih pemenang... suaranya bagus. Well, Taylor Swift-nya mana? Hahahaha

Nih HOAX yang ada sebelum konser wkwkwk
Bedanya senyum bahagia dan senyum biasa aja
Oke, sesaat setelah itu terdengar lagu I Love It dari Icona Pop, and the most fun thing, FANCAM. Para swifties yang membawa unique creativity itu di shoot, dan ditampilkan di kedua layar disebelah panggung, keren banget pokoknya. Nah, ini udah degdegan banget, asli, ciyusan, sebentar lagi Taylor pasti tampil.

Dan apa kubilang.

Ada bayangan tubuhnya dibalik Red Certain itu. Terdengar suara indahnya Taylor membawakan lagu State of Grace. OMG I'm shaking. OMG. She is there. Satu gedung Mata Elang International Stadium itu dipenuhi dengan kehisterisan para fans. Aku percaya banget pasti banyak yang nangis.

Ditengah-tengah lagu State of Grace, dia berjalan ke ujung panggung, dan berhenti. Diam. With her beautiful eyes, she looked at the crowd. And smile.

OMG. Terlihat dengan sangat jelas di main screen (difoto memang gak terlalu jelas, but in reality, ITS-SO-CLEAR). She really smiles at us...

"Apha khabhar?"

Setelah itu rasanya musik Taylor udah gak kedengaran lagi karena seluruh penonton disitu pada ketawa dan teriak-teriak. Wkwkwkwk. Dia juga bilang "Terima kasih" xD plus pakai baju hitam dengan tulisan Jakarta di beberapa lagu...

Banyak lagu yang dia nyanyikan, such as Sparks Fly, You Belong With Me, Red, The Lucky One, 22, I Knew You Were Trouble, All Too Well, Love Story, Fifteen, and We Are Never Getting Back Together. What i can say that, she is a queen of stage. Dia memang sangat menguasai panggung itu... perfectly amazing.

I was so surprised when she come out with a wedding dress and castle background at the main screen. She performed Love Story. It reminds me of 2008, how i fall in love with her songs when i first watched her video clip Love Story on MTV.

I can't believe i've already seen her live.
Its like a dream.


All Too Well, dia menghayati banget nyanyinya sampe kayak mau nangis


Waktu perform We Are Never Getting Back Together, seketika panggung berubah seperti pertunjukan sirkus. Lucu hihihi. Pas lagu Holy Ground, dia ngasih topi hitamnya ke fans OMG xD setelah itu dia bawain drum. Keren! Terus waktu dia bawain lagu All Too Well dengan piano, its very emotional. Pesan dari lagu itu sangat tersampaikan dari ekspresi wajah + tatapan matanya, its like she's talking to us about her feelings...

Dari semua performence dia, yang paling buat aku berkesan adalah lagu Mean... Her speech before singing that song, its really meaningful...

Here's the link -> http://youtu.be/MoGM2ura-jE

Well, dari menonton konser Taylor Swift aku berkesimpulan ada 5 macam Swifties pada hari ini.
  1. Fans Taylor Swift a.k.a Swifties tingkat dewa yang super duper rela mencoret-coret mukanya dengan tulisan 13 atau bulu kucing + gendong live standing Taylor Swift kayak tas + bawa poster atau tulisan dengan ukuran yang sangat besar biar bisa diliat Taylor. Terus pas Taylor muncul di atas panggung, bawaannya histeris. Umumnya penonton macam ini didominasi oleh remaja.
  2. Swifties yang ngefanss banget sama Taylor Swift, tau semua lagunya, histerisnya sama kayak Swifties di nomor 1, tapi cuma bawa diri aja ke konser Taylor Swift.
  3. Swifties dadakan yang nonton Taylor cuma supaya dibilang gaul aja... (kalo kata SBY, "saya turut prihatin").
  4. Yang tipe ke empat ini nih, termasuk kakakku. Swifties terpaksa wkwkwkwk. Ya jarang banget denger lagu Taylor, mukanya aja kadang lupa gimana wkwkwk. Believe me :') Banyak ibu-ibu, bapak-bapak, kakak, atau adek yang jadi Swifties terpaksa pada hari ini.
  5. And then the last. Males banget sama tipe yang ke 5 ini. Dateng ke konser cuma buat ngerekam  --" Didominasi sama cowok. Mungkin ngerekam dengan berbagai alasan, anaknya gak bisa nonton atau adeknya berhalangan. Positive thinking aja, yang jelas banyak tipe orang kayak gini disekitar aku, datar banget mukanya pas ngeliat Taylor muncul dari panggung.
Kalau aku termasuk Swiftie yang tipe nomor 2 hahaha.
Tipe Swifties berapapun waktu konser... paling enggak kita enjoy banget nonton performance nya Taylor Swift, because she already gave her best performance to us...

Forever will missed this moment.

With Reika, my new friend. Fangirling with her during the concert.

Pasien Cilik Yang Cerdik

05.44

Suatu hari, gigi Chaca sakit. Bersama mamanya, ia pergi ke dokter gigi. Saat memeriksa gigi Chaca, dokter gigi itu bilang, "Saya nggak percaya Tuhan itu ada."


"Astagfirullah, kenapa bilang begitu, Dok?"

"Coba Adik perhatiin. Di jalanan, di kolong jembatan, atau di rumah sakit. Kalau Tuhan memang ada, kenapa ada pengemis, kenapa ada gelandangan, kenapa ada orang yang sakit? Kalau Tuhan itu memang ada, nggak bakalan ada pengemis, gelandangan, atau orang sakit. Saya nggak bisa bayangkan Tuhan yang katanya Maha Penyayang membiarkan itu semua."

Berhubung saat itu giginya sedang ditambal, Chaca hanya bisa mendengarkan. Setelah selesai, Chaca dan mamanya berpamitan pulang dan mengucapkan terima kasih. Di jalan, tak jauh dari tempat praktik dokter gigi itu, Chaca melihat anak kecil yang meraung-raung karena nggak mau diajak ibunya ke dokter gigi. 

"Ongki, gigi kamu tuh bolong, harus dicabut! Lihat tuh gusi kamu udah bengkak..." ujar sang ibu. Sang anak terus berontak dan menolak diajak ke dokter gigi. 

Melihat hal itu, Chaca mengajak mamanya kembali ke tempat dokter gigi.

"Bu Dokter," ujarnya sesampai di tempat praktik sang dokter gigi. "Ibu tahu nggak, sebenarnya dokter itu nggak ada!"

"Kok gitu?" Bu Dokter bertanya kaget. "Ibu kan dokter gigi. Ibu kan baru aja meriksa gigi Chaca?"

Chaca menjawab dengan semangat, "Nggak! Dokter gigi itu nggak ada. Kalau ada, nggak akan ada anak yang giginya bolong dan gusinya bengkak di luar sana."

"Chaca ini aneh!" Bu Dokter menyanggah, "Kalau ada anak sakit gigi, itu salah dia sendiri, kenapa dia nggak datang ke dokter gigi."

"Nah!" seru Chaca. Bu dokter semakin nggak mengerti. "Itu sama dengan yang Bu Dokter tadi bilang. Semua orang punya cobaan, semua orang juga punya impian. Tapi, ada banyak yang nggak mau datang kepada Allah dan meminta bantuan-Nya."

***

:)

This story is simple but have powerful meaning. Kitalah yang harus mencari Allah, kita datang kepada-Nya, memohon kepada-Nya, dan Allah adalah satu-satunya tempat kita meminta.

Taken from a book "Dream & Pray" oleh @DoaIndah

What an amazing story, Subhanallah...

2 Tahun Pun Tidak Sampai

23.10

We never value a moment until it is left.


Berawal dari "insiden" di kumpulkan di lab biologi hari itu, kita melewati masa SMA bersama. Rasanya sangat keren waktu itu, terpilih dari sekian puluh orang yang mendaftar di kelas spesial ini. Keputusanku memasuki kelas aksel sangat mantap. Meskipun ada yang merasa keberatan berada di kelas ini, sampai ada beberapa orang pada hari itu yang mengancungkan tangan untuk mengundurkan diri, tapi aku berterima kasih sampai saat ini mereka tetap bertahan dan berada di tengah-tengah kita. Meskipun ada juga satu orang yang berakhir dengan menyedihkan, ya sudahlah...

Selama 9 bulan kita habiskan waktu bersama di gedung lama Bhayangkara. Aku sangat ingat tempat itu. Lokasi yang sangat strategis, jauh dari keramaian, depan Lab Biologi, samping kelas XI IPS dan Ruang BK, dekat dengan kantin, dan dekat dengan toilet. Kelas itu pun jarang dilewati oleh guru-guru. Di depan kelas kita ada sofa yang sering kita gunakan untuk "nongkrong" bersama, kita pun berbagi sofa itu dengan anak IPS karena sofa itu bukan milik kita dan bukan milik mereka. Aku juga ingat, suatu hari Heldi dkk membawa masuk sofa berwarna coklat muda itu ke belakang kelas. Mereka gunakan untuk tidur-tiduran ketika guru tidak ada, alhasil dimarahin guru. Hahaha.

(Aku mempertanyakan dimana kehadiran sofa itu sekarang? Apakah ikut hancur rata dengan tanah bersama sekolah kita yang lama?)

Masih jelas diingatanku waktu-waktu pertama masuk aksel kita habiskan waktu bersama dengan menonton film, dengan itu kita menjalin keakraban. Juragan film yang laptopnya sering digunakan untuk menonton film, siapa lagi kalau bukan Yosia. Hahahaha.. Saat jam pelajaran kosong, maka bioskop pun dimulai. Pintu kelas ditutup, lampu dimatikan, dan sip, film pun diputar menggunakan LCD. Film-film itu mulai dari kartun, komedi, sampai yang horror. Yah seperti Final Destination, The Hunger Games, Paranormal Activity, dan film-film lain yang aku lupa judulnya tapi tetap saja kunikmati menontonnya. Sampai-sampai kakak kelas di sebelah, datang ke kelas kita buat nonton juga (saking ributnya kita nonton, hahaha). Dari semuanya, yang paling berkesan menurutku adalah film The Ring. Kita bener-bener nonton dari awal sampai habis. Film horror yang kocak itu membuat kita tertawa terbahak-bahak. Padahal bagian Ibu yang dikejar sama Tsamara didalam sumur itu bagian paling menegangkan, tapi kita malah ketawa. Hahahaha. Pokoknya seru deh kebersamaannya.

Ada lagi permainan yang sering kita mainkan selama di gedung lama. UNO. Permainan yang baru kuketahui cara bermainnya selama bersama kalian. Kadang kita main permainan itu sampai 2/3 kelas dengan membuat lingkaran yang gede. Selain itu, kita juga sering bermain Truth or Dare dibelakang kelas. Yah... permainan ini menjadi kesempatan memaksa orang untuk mengungkapkan perasaannya. Aku sering jadi sasaran waktu itu, dilempar dengan pertanyaan bertubi-tubi tentang perasaan hati. Hahahaha masa lalu...

Di gedung lama ini juga menjadi saksi mata semua dari kita menyanyikan lagu di depan kelas. Guru seni budaya kelas aksel pada saat itu adalah Bu Say (aku gak bisa mastiin tulisannya Bu Say atau Bu Sai). Aku menyanyikan lagunya Derby Romero - Tuhan Tolong. Alhamdulillah aku ada videonya kalian semua hahaha. Intinya, dari praktek menyanyi itu, ada yang suaranya bagus banget, biasa aja, fales (hahaha), gagal, malu-malu, suaranya yang enggak kedengaran, sampai ada yang nangis.

Praktek seni budaya bukan cuma itu. Sehabis menyanyi, kita disuruh praktek bikin pola menari dan menari tradisional dengan gerakan sendiri. Yang kuingat saat praktek itu, aku pernah merekam video bersama teman-temanku, dan aku menyuarakan "Katakan Tidak Pada Reynaldi, Katakan Tidak Pada Reynaldi" dengan kedua tanganku membuat bentuk silang, saat orang yang kusuarakan tepat disampingku. Hahahaha. Hai.

Satu lagi pelajaran yang berkesan, matematika trigonometri. Tak terhitung sudah berapa lembar yang kuhabiskan untuk menghapal rumus-rumus trigonometri itu. Saat Bu Dewi menerangkan, ada yang sampai bersila tepat didepan papan tulis untuk mencoba mengerti. Andaikan dulu saat pelajaran trigonometri itu adalah aku sekarang. Rumus trigonometri sudah luar kepala... Kalau sudah kelas 3, mungkin kalian akan mengatakan hal yang sama.

Tak lama setelah itu, kita ujian kenaikan kelas 2. Semester 1 kelas 2 hanya kita tempuh selama 4 bulan. Setelah itu kita ujian semester 3. Itu adalah ujian terakhir kita sebanyak 26 orang sekelas saat ujian berlangsung.

Dengan begitu berakhirlah tahun ajaran 2012/2013, kita meninggalkan gedung lama. Belajar di tempat itu untuk yang terakhir kalinya. Tempat itu sekarang sudah tidak ada, gedung yang telah berdiri sejak 59 tahun yang lalu itu hilang, rata dengan tanah. Tapi yang selama ini kutahu, memori yang telah terjadi di gedung bersejarah selama 1 tahun itu tidak pernah hilang sampai detik ini.

***

Semester 4 kita awali belajar di gedung baru Kadrie Oening. Aku dipilih jadi ketua kelas. Banyak hal yang berubah semenjak kepindahan kita kesini. Bukan hanya tempat belajarnya, tapi juga orang-orang didalamnya. Ada yang dulu polos berubah 180 derajat, yang dulu teman dan katanya hubungan kayak sodara menjadi hubungan tom and jerry, ada juga yang teman biasa aja menjadi sesuatu. Ea. 

3 Oktober, kalian dikagetkan dengan suatu berita yang membuat kalian heboh. Tidak percaya. Sampai membuka twitter ku dan Rey. Masih ingat?

Kebingungan kita tentang angkatan. Kita ini sebenarnya angkatan berapa? 59 atau 58? Atau 58 setengah? Ketika kita memakai jaket angkatan 58 berwarna abu-abu itu ke sekolah, dan ditatapi oleh anak kelas 3 dengan tatapan yang sedikit aneh... Masih ingat?

Masih ingat ga? Betapa seringnya kita mengampar tikar merah di belakang kelas? Tikar itu dibeli dengan uang kas. Sering dipakai buat tidur-tiduran, buat duduk-duduk, terus kita cerita-cerita di belakang. Kadang kalau udah mau ulangan harian, kita pada ngumpul di belakang terus belajar dan saling nanya. Diatas tikar itu juga sering dilaksanakan permainan catur. Hampir setiap hari bubuhan cowok main catur yang dibawa oleh Rey. Gak ada habisnya pokoknya. Hahahaha.

Selama di gedung baru kita udah jarang banget nonton film di LCD. Karena lokasi kelas enggak se-strategis dulu. Seringnya nonton film di laptop masing-masing. Tempat duduk kita juga jarang banget di acak kayak dulu. Sesuai dengan keinginan tempat duduk masing-masing, disesuaikan dengan kemampuan mata memandang papan tulis.

Aku ingat, setiap hari semua ingin duduk dekat dengan papan tulis. Kadang memajukan kursinya agar semakin dekat. Tapi ada satu hari dimana semua memundurkan kursinya, dan orang-orang yang duduk dibarisan paling depan pindah ke belakang. Deretan kursi depan itu menjadi kosong. Hal itu terjadi karena kekocakan guru itu mengajar yang membuat kalian tidak bisa menahan tawa. Atau... karena enggak mau dipanggil Ngadiman?

Hahahaha selama sekolah SMA kita menemukan keunikan cara guru-guru mengajar. Semua dengan caranya masing-masing. Seperti guru seni budaya kelas aksel kali ini, Pak Riyadi, memberi kita tugas membuat film. Proses pembuatan film sangat kita nikmati, judul film kelompokku adalah "Monica Mau Kurus". Kelompok lain ada yang berjudul "Little Thing We Used To Think" dan "Dompet Hilang." Ketika diputar di kelas untuk penilaian, pecahlah ketawa satu kelas. Melihat akting teman masing-masing, alur cerita yang aneh, atau ekspresi muka yang lucu, entahlah, aku ada videonya saat kita nonton di kelas. Hahahaha.

Bukan cuma film. Pak Riyadi pun menugaskan kita untuk membuat lagu sendiri dan membuat video klipnya. Presentasi lagu di balkon sekolah adalah yang paling berkesan. Dimana kelompok yang membawakan lagu beserta alat musiknya tampil didepan, yang lainnya menonton dibawah sambil bersila. Ada yang membawakan lagu sedih, semangat, dan bahagia. Kejadian lucu pastinya terjadi sama kelompok boyband (Pak Riyadi bilang ini kelompok boyband karena semua anggotanya cowok). Waktu itu Rey sudah memainkan gitar, tapi Heldi sang penyanyi belum masuk ke lagunya. Hahahaha. Aku juga ada videonya ini.

Yah, pokoknya semuanya ada videonya deh kalau di gedung baru :') aku paparazzi. Semuanya aku foto iya dan tanpa kalian ketahui. Video juga. Except di gedung lama. Andaikan aku se-paparazzi sekarang waktu di gedung lama, pasti banyak foto fetus kalian :) Yang sudah lewat biarlah, yang penting banyak koleksiku sekarang. 

Ngomong-ngomong tentang fetus... There's one thing yang terjadi dan aku gak bisa lupa. Waktu itu kita lagi mengerjakan tugas, guru yang mengajar kita keluar kelas, lalu tiba-tiba aku mendengar Pacri baca sesuatu nyaring-nyaring dari HPnya. Kudengar, dan kucerna. Ternyata itu tulisanku yang lama di blog ini. Tulisan waktu SD. DIBACAIN. Sekarang tulisan ini gak bisa dibacain lagi di kelas kan :')

Baru aja beberapa hari, tapi aku udah rindu suasana belajar di kelas :') Mulai sekarang sudah gak ada lagi suasana belajar-mengajar seperti itu. Semuanya berlalu dengan sangat cepat. Seperti kedipan mata. Kadang aku menatap keseluruhan kelas, berharap suasana seperti ini tidak akan pernah berubah, semua canda dan tawa, kekocakan yang terlontarkan secara alami, dan semuanya. Kadang aku juga berharap andaikan mata ini bisa merekam semuanya, agar bisa kulihat lagi di masa mendatang. Tapi sayang, aku hanya bisa mengandalkan memori.

Tryout -Tryout - Tryout - Praktek - Ujian Sekolah - Intensif UN - Tryout - Intensif UN - Ujian Nasional

Satu kalimat yang terlontarkan dari salah satu temanku di kelas.
Kalimat yang mengandung makna sangat dalam dan masih melekat dipikiranku.

"Jadi... segini aja masa SMA kita?"

9 bulan di gedung Bhayangkara, 10 bulan di gedung baru Kadrie Oening. Sungguh terlalu singkat. Menyesal? Kata itu sempat terbesit dipikiranku. Tapi aku akan lebih menyesal jika tidak bersama dengan kalian. Segala rintangan dikelas ini kita lewati bersama, segala kebahagiaan, kesedihan, canda dan tawa. Mereka yang berada di kelas reguler mungkin bisa menikmati SMA selama 3 tahun lamanya. Tapi mereka mungkin tak seakrab kita. Aku bersyukur berada di kelas ini. Melewati hari-hari bersama kalian selama 2 tahun. Bertatap muka dengan orang-orang yang sama setiap pagi . Kita sudah seperti saudara. Saudara tanpa ikatan keluarga, tapi terikat dengan kenangan masa SMA yang sama.

Terima kasih telah menjadi bagian dari hidupku selama SMA. Terima kasih atas 2 tahun yang singkat. Terima kasih telah menjadikan masa SMAku menjadi masa yang paling indah. Terima kasih...


Menuju UN (lagi)

00.38

Rasanya baru aja nulis tentang keresahanku mendekati UN SMP, sekarang udah nulis menuju UN SMA aja...

Sudah lama banget gak nge post disini, 7 bulan :')
Banyak hal yang terjadi selama 7 bulan ini, hidupku yang biasa-biasa aja berubah menjadi luar biasa, dari santai sampai super-sibuk (belajarnya wkwkwkwk).
Jujur, sampai bulan oktober 2013 pun aku masih merasa kelas 2 SMA. Padahal udah naik kelas 3. Ngeliat anak kelas 3 yang udah bawa buku "fokus UN" kemana-mana, masih gak sadar kalau aku bakal ikut UN bareng mereka.

Jadi, sadarnya kapan......?

Yap. Pas bulan januari.
Pas liburan.
Gak enak banget rasanya.
Sampe kebawa-bawa mimpi. Baru nyadar kalau 3 bulan lagi bakal Ujian Nasional. Belajar okelah... Tapi mental belum siap...

Sekarang...
UN tinggal 20 hari lagi. 
Hari ini sampai hari rabu TryOut buat terakhir kalinya. Setelah itu intensif full lalu UN.
Siap tidak siap harus kuhadapi. Aku siap.
Dan aku pasti bisa.

Bismillahirahmanirahim...