58A

21.19

58A merupakan nomor rumah ku di Tenggarong. Sewaktu aku masih SD, aku terheran-heran, kenapa nomor rumah aku ada "A" dibelakangnya sementara tetangga hanya menyantumkan angka saja?

Sejak saat itu pikiran aku mulai mendalami makna nomor tersebut, aku berasumsi bahwa A tersebut digunakan karena huruf anak-anak Abah yang semuanya berawalan A, termasuk Abah sendiri -dan kecuali Mama.

Aku mulai menambah-nambahkan tanggal lahir seluruh saudara-saudaraku. Dan ajaibnya, totalnya 58!

Kak Akbar tanggal lahirnya 11, Kak Dede 30, aku sendiri 5, dan Affan 12. Jika ditotalkan maka akan mendapatkan hasil 58! Sungguh luar biasa, bukan! Mungkin karena itu Abah memberi nomor rumah kami seperti itu dan ditambah dengan "A" dibelakangnya.

Tapi setelah aku tanya Abah, Abah tidak berpikir sampai sejauh itu. Nomor rumah kami yang 58 itu memang mengikuti urutan nomor rumah sesuai dengan tetangga. Sebuah kebetulan yang sangat menakjubkan bukan!

Didaerah rumah kami yang sekarang, di daerah Samarinda, nomor rumah sangat tidak beraturan, sehingga nomor rumah yang seharusnya berapa pun tidak dapat diketahui dengan pasti.  Didepan rumah kami itu nomor 46, disamping ada yang nomor 1, 2,  pokoknya membingungkan dan tidak berurut. Oleh karena itu, tanpa berkompromi Abah langsung saja menempel tulisan nomor rumah kami dengan angka 58A, sangat besar tulisannya, mungkin dari satu gang ini yang paling jelas nomor rumahnya adalah nomor rumah kami.

Dan hari ini, aku menemukan sebuah fakta baru yang membuat perut ku tergelitik. Ada orang yang baru membangun sebuah rumah satu petak didepan rumah kami, dan menomorinya dengan angka 54A. Pffttt, pasti orang itu kecele dengan nomor rumah kami dan ada "A"nya wkwkwk