Sedikit Tentang Durian

20.27

BULAN DESEMBERI INI SANGAT MENYENANGKAN KARENA MUSIM DURIAN!!!
Maaf, capslocknya kepencet.

Hampir setiap hari makan durian. Seneng banget.
Makan durian saat menunggu mobil datang di penyebrangan feri.
(Kiah kira semua durian ini aku beli, maunya gitu sih)
Ini buktinya kalau lagi musim durian. Semuanya pada bicara tentang durian.


















Short conversation about durian.

Tapi yang membuat kaget adalah....

Greyson Chance yang gak suka durian (dikerjain waktu di Malaysia). Lihat ekspresinya. Kasian ya.
Gak mau? Ya udah sini untuk aku aja.

Jadi, kalau kalian mau ngasih hadiah, hadiahnya duriannya aja ya. Hahahahahahaha. Serius.



Penggemar Berat Durian



The Weird Family

#2 The Weird Family: Hari Bersih-Bersih

04.26



Tebak apa masalah baru yang Liya ciptakan hari ini?
Liya bermain dengan boneka. Oke.
Memberi bonekanya susu. Oke.
Bukan bohong. Dia memang memberi bonekanya susu. Oke.
Tapi itu terjadi di kamarku!!!!!!!!!

Liya bilang kamarnya sedang dibersihkan oleh ibu sehingga harus bermain di kamarku. Aku bolehkan saja, tapi bukan berarti dia boleh menumpahkan sebotol susu di kamarku!

“Liya! Kau tidak punya mainan lain selain memberi benda mati minuman? Boneka ini tak punya mulut!”
Liya menatapku dengan mata berbinar-binar “Ini… ada…” tunjuknya ke mulut boneka yang terbuat dari benang wol.
“Aduh!!!!! Umurmu ini sudah 5 tahun! Saat aku berumur seperti mu permainanku itu PlayStation, yang lebih canggih dan nyata!”
Leo mendengar teriakanku, dia sedang menonton televisi di ruang keluarga.
“Hahahaha. Saat umurmu 5 tahun belum ada PlayStation di rumah ini, atau bahkan belum ditemukan sama sekali. Sampai sekarang kau saja tidak bisa bermain PlayStation, itu permainan laki-laki bodoh!” sangkalnya.

Aku mencibir. Huh! Dasar Leo! Ia pasti punya maksud di balik perkataannya.
“Apa yang kau inginkan hah?” tanyaku setengah berteriak dari kamar.
“Kau pasti akan mengepel kamarmu bukan? Temanku akan datang, kalau kamarku bersih aku akan mengijinkannya masuk, jadi sekalian pel kamarku” katanya.
“Siapa yang sudi membersihkan kamarmu! Menjijikkan!”
Aku menyuruh Liya agar bermain di ruang keluarga. Setelah itu aku pergi ke dapur untuk mengambil kain pel, tapi aku tidak bertemu dengan kain menjijikan itu.
“Mana kain pel nya?” ruangan dapur membuat suaraku bergema.
“Ibu sedang pakai untuk mengepel kamar Liya!” teriak Ibu.

Dengan spontan aku pergi ke kamar Liya untuk mengambil kain pel. Kamarku mungkin sudah dikerubungi semut. Oke, itu terlalu berlebihan. Semut tak akan bisa memenuhi seluruh sudut kamarku kecuali Liya melemparkan gula-gula. Tapi jika seluruh semut dikumpulkan, populasinya sama seperti manusia yang ada dimuka bumi ini!

Kembali ke kain pel.

“Apakah boleh aku meminjamnya sekarang bu?” tanyaku, yah, sedikit sopan.
“Ya, bisa saja, tapi kembalikan kain pelnya lagi setelah kau memakainya”
Aku mengepel tumpahan minuman susu Liya, untungnya semut-semut itu belum banyak.
“Ini bu, terima kasih” aku sudah selesai mengepel dan beranjak pergi ke kamar lagi untuk menikmati hari minggu yang tentram ini.

“Stop!” ibu menghentikan langkahku.
“Apalagi bu?” tanyaku dengan malas.
“Dasar, kau memang anak ibu yang paling pelupa. Sekarang hari minggu kedua di bulan ini. Waktunya bersih-bersih rumah!” ibu menyodorkan tangkai sapu padaku. “Kamar Lewis dan Liya sudah Ibu bersihkan, tinggal kamar Leo”

Aku menganga tak percaya “Apa bu?” Kamar Leo adalah kamar yang paling kotor yang pernah kulihat sepanjang masa di seluruh dunia. “Aku lebih baik membersihkan dapur, ruang keluarga, ruang tamu dan menyapu teras dalam satu hari daripada membersihkan kamar Leo!”

Ibu menggeleng “Semuanya sudah Ibu bersihkan. Sudah untung Ibu beri satu kamar saja untuk dibersihkan”
“Tapi itu pekerjaan yang sangat berat bu! Butuh waktu 3 jam untuk membersihkan kamarnya” keluhku.
Ibu memang tak bisa diajak kompromi “Cepat, atau Ibu suruh membersihkan kamarnya lagi bulan depan?”
Aku menggeleng “Emhhh, aku rasa 1 kali setahun cukup bu, terima kasih”

Persiapan ke kamar Leo:
-         Penjepit kain jemuran untuk menutup hidung
-         Sarung tangan plastik

Aku tak habis pikir, kenapa hanya aku dan Ibu yang bersih-bersih setiap bulan, dan bahkan harus membersihkan kamar-kamar. Ini sangat mengganggu akhir pekanku.
Saat kubuka pintu kamar Leo, tercium bau semerbak sampah yang menyebar ke seluruh sudut kamar itu. Tempat sampah nya tanpa penutup.
Ku eratkan lagi penjepit jemuran di hidungku. Leo sedang mendengarkan lagu setelah membaca di ruang keluarga, “Disuruh membersihkan kamarku ya? Hahaha, makanya jangan berani mengejek kakakmu sendiri hahahaha” katanya disertai tawa menyebalkan itu, evil laugh.

“Kalau iya kenapa, kau enggak kenapa? Huuuhhh!” aku sangat sebal dengannya dan kamarnya.
Kamar Leo dipenuhi pemandang tisu yang penuh dengan ingusnya, rambut-rambut rontok, pakaian kotor yang menggulung, barang-barang yang berantakan, dan seprai tempat tidur yang sangat kotor.

Dulu Ibu sering marah karena Leo sering menolak kamarnya untuk dibersihkan, katanya “Meskipun kamar ini kotor menurut Ibu, tapi aku tau dimana barang-barangku” itu alasan bodoh untuk orang yang kamarnya sudah dihinggapi kecoa.
Untungnya sekarang Leo punya rasa malu kepada teman-temannya.
Tapi aku yang jadi susah.
Dengan malas, aku mengambil peralatan bersih-bersih.
Langkah pertama, aku harus menyuruh Leo keluar dari kamar agar tidak menambah penyiksaan ini lagi.
Kedua, merapikan barang-barang yang berantakan sekaligus membersihkan debu dengan kemoceng.
Ketiga, menyapu.
Keempat, mengepel. Selesai.

Sederhana bukan? Tapi bagaimana jika kau mengerjakan segala hal itu ditengah bau sampah busuk? Aku merasa mual.
Akhirnya selesai juga membuat kamar Leo menjadi bersih. Aku keluar dari kamarnya dan bernafas lega, Ibu bersama Leo sedang membaca Koran di ruang keluarga.
“Sudah selesai?” tanya Ibu.

Aku menghembuskan nafas, “Hosh..hosh..Ya bu, 1 jam yang penuh penderitaan.”
“Terima kasih Lisa, adikku yang paling baik, manis, cantik, imut, tidak sombong, dan rajin menabung” kata Leo dan pergi masuk ke kamarnya. Aku mengerutkan dahi. Itu bukan pujian.

Setelah Leo menutup pintu kamarnya “WAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!”
Teriakan itu terdengar hingga pelosok dunia, melengking seperti orang gagal audisi nyanyi. Seorang Ibu pasti kaget mendengar anaknya berteriak senyaring ini, Ibu masuk ke dalam kamar Leo.
“Oh, ternyata tikus yang membuat kamu berteriak sekencang ini? Ini boneka Liya” terang Ibu. Leo kelihatannya masih trauma, dia takut tikus, bahkan dia tidak mau menonton Mickey Mouse.
Hihihihihi. Aku tertawa dalam hati. Aku tak pernah menurut begitu saja untuk membersihkan kamar Leo, dia pun harus mendapat balasan seekor “tikus” agar aku tak perlu membersihkan kamarnya lagi. 

Buku: The Diary of Amos Lee

04.22




Buku ini kucari dengan penuh perjuangan.

Pertama kali tau buku ini dari Majalah Girls. Cover, judul, dan sinopsisnya membuatkku jadi tertarik.
Dan sejak hari itu setiap kali ke Gramedia Samarinda, aku mencari buku ini tapi hasilnya nihil.
Karena itu aku berpikir untuk memesannya di internet. Lewat gramediaonline.com atau toko buku online lainnya. Namun, berhubungan rumitnya pemesanan dan harus merelakan uang pengiriman yang bahkan lebih mahal dari harga buku aku menolaknya.
Seperti yang aku ceritakan pada posting kemarin, aku pergi ke Gramedia Jakarta. 
Ya, disitulah saya mencari buku ini.

Pertama, aku menanyakan tempat buku ini berada pada penjaga buku, katanya letak buku The Diary of Amos Lee ada di lantai atas. 
Naiklah aku ke lantai atas. Disana aku mendapatkan rak buku bidang pendidikan. Tapi tetap saja aku tidak menemukan buku yang aku mau. Aku bertanya kembali. 
Daripada bingung lebih baik bertanya bukan. Ada pepatah bilang, "Malu bertanya, sesat di jalan" :)
Penjaga buku itu mengatakan buku ini ada di rak ... yang aku lupa namanya.
Aku mencari nomor rak itu. Tapi hasilnya nihil dan aku bertanya kembali. Penjaga buku itu menyarikan nomor rak, namun sama sepertiku, dia tak mendapatkannya. Sampai akhirnya dia melihat rak buku dengan lama, lalu dia bilang "Sebentar dulu ya,  saya cari lagi" dan pergi.
Aku melihat rak itu dan tiba-tiba tanganku mengambil satu buku dan! Ketemu!
Ternyata buku Amos Lee ini ada di belakang satu buku. Alhamdulillah... 



Berhubung aku melihat buku Amos Lee yang kedua, langsung saja kuambil buku itu karena aku tak akan menemukannya di Gramedia Samarinda.
Sampai sekarang, aku telah selesai membaca Amos Lee yang ke-1 dan sedang membaca Amos Lee yang ke-2.
Adikku, Affan juga menyukai buku ini. Dia senang sekali dan menanyakan kapan buku yang ke-3 keluar. 
Dan aku bilang "Tunggu sampai si Amos Lee selesai BAB" Hahahaha.

Musim Semut

06.53

Seperti halnya musim ulat bulu, ada juga musim semut.
Beberapa bulan ini, banyak semut di rumahku.
Misalnya saja aku menaruh piring bekas agar-agar beberapa menit kemudian piring itu sudah dipenuhi dengan semut. 
Kata orangtuaku karena ini musim hujan, semut kehilangan rumahnya dan naik ke darat. Aku yakin itu karena semut datang semakin banyak dihari hujan. Walaupun sudah aku kasih kapur anti-semut. Hmmm
Menjijikan rasanya melihat semut berjejer seperti itu. Ingat! Aku tidak akan pernah menunjukkan gambar semut yang ada di rumahku. Tapi mungkin kalian bisa melihat titik hitam di kanan post ini, semut-semut yang berjejer di komputer. 
(Oh tidak! Ada semut di blog ku!)

Semut di rumahku tidak selalu semut yang kecil itu. Tapi semut yang super besar, yang ukurannya seperti laba-laba. Pasti sakit/gatal sekali kalau digigit. Semut besar itu ada yang warna merah dan hitam. Aku belum menyari spesies semut apa itu di internet :) Tapi aku akan!

Awal Desember

04.26

Perlu dipertanyakan kenapa kemarin teman-teman ribut. Mereka sedang berbicara tentang #DesemberWish. Salah satu temanku (Kiah) adanya yang berdoa, "Mudahan Amel cepat sembuh, gak pernah sakit lagi". Amiiinnnn...
Karena ini awal desember, kupastikan selama 1 bulan menulis blog perhari. Yang artinya jumlah postingan adalah 30  untuk bulan Desember. Kalau lebih juga Amin.

Minggu lalu aku ke Gramedia Jakarta. Walaupun menyari bukunya tergesa-gesa karena datangnya waktu mau tutup, alhamdulillah aku puas.
Dapat buku full-english, Diary of a Wimpy Kid (gak ada difoto), Brain Games, dan Middle School yang aku beli di Bandara Sepinggan. Kalau di Gramedia Samarinda, buku full-english cuma Edensor karya Andrea Hirata satu-satunya!
Karena Jembatan Tenggarong runtuh, tranport untuk ke Samarinda jadi sulit. Butuh waktu 2 jam perjalan Tenggarong-Samarinda. Tapi aku punya cara baru.

Untuk yang penggila buku, kalian bisa ikuti langkah-langkah ini.
- Beli buku yang banyak di Gramedia 
- Susun buku yang belum dibaca seperti foto dibawah ini 
- Jika ingin membaca, ambil satu buku dan jangan sentuh buku yang lain kalau belum selesai baca 
- Letakkan buku yang sudah dibaca di tempat yang berbeda

Dijamin bertahan gak ke gramedia selama dua minggu. Hahahaha.

Buku-buku yang belum kubaca

The Weird Family

#1 The Weird Family: Lewis Pulang Malam

04.42

"Ting tong" kudengar suara bel sayup-sayup ditengah tidurku.
"Ting tong" suara itu terdengar lagi. Aku mengambil bantal untuk menutup kedua telingaku.
"Ting tong" ah! Suara itu lagi. "Ting tong" "Ting tong" "Ting tong"
Bel yang berbunyi lebih dari 3 kali, melawan etika bertamu. Itu pasti Lewis. Dengan terpaksa aku bangkit dari tempat tidur dan membuka pintu rumah.
Tebakkanku benar. Itu Lewis, dia tertidur di depan pintu.
"Hei! Bangun!" teriakku.
"Ha? Ha?" Ada apa?" tanyanya setelah tersentak kaget dengan teriakkan ku yang mungkin terdengar juga oleh tetangga. Lewis mulai bertingkah seperti autis.
"Kenapa kau pulang malam?" tanyaku persis seperti Ibu.
Lewis bangkit "Maaf bu, aku menonton bola di rumah temanku, Rio"
Hahahaha. Tawaku dalam hati. Lewis mengira aku adalah Ibu. Ini kesempatan bagus untuk mengerjainya.
"Sudah tau kau tak bisa begadang! Besok pagi kau pasti bangun kesiangan! Tak ada gunanya kau menonton bola sampai begadang! Tinggal lihat hasilnya dikoran besok, bukankah itu lebih mudah? Tidur sana!"
"Itu melawan hukum Lewis tentang pendukung tim bola bu" anak ini mulai bertingkah seperti autis lagi.
Hmmm, aku mulai berpikir. Hukuman apa yang bagus untuk kakak yang autis ini.
"Kau tak mau tidur ya? Ya, sebagai hukuman karena kau pulang larut malam. Berdiri di depan TV dengan kedua tanganmu mememang telinga. CEPATTT!!" perintahku.


Sepertinya Lewis mulai bertanya-tanya karena Ibu tak pernah menghukum sekejam ini, ia membuka bola matanya perlahan tapi tak berhasil. Ia memang lemah dalam urusan begadang, tidak seperti aku.
Bodohnya, ia tetap mengikuti perintahku.
Aku tercicikan sendiri dan berlari ke kamarku untuk pergi tidur.


Esok harinya, aku bangun dan teringat dengan Lewis. Terdengar suara piring yang diletakkan di atas meja. Oh tidak! Aku lupa! Ibu selalu menjadi orang pertama yang bangun pagi untuk menyiapkan sarapan. Bagaimana nasib Lewis kini?
Dengan takut-takut aku membuka pintu, takut akan Lewis mengetahui aku yang mengerjainya tadi malam. Terlihat Ibu mencoba membangunkan Lewis dari tidurnya yang sambil berdiri. Akhirnya Lewis terbangun.


"Lewis ada apa denganmu sampai tidur sambil berdiri seperti ini?" Ibu bertanya dengan halus. Bertolak belakang dengan sifatku semalam.
"Bukankah Ibu yang menyuruhku tidur berdiri dengan memegang telinga?" kata Lewis.
"Hmmm..." Ibu mulai bergumam. Dia pasti menyadari sedang ada yang tidak beres.
Ibu yang melihat aku berjalan diam-diam menuju kamar mandi menghentikan langkahku. "Lisa!!" panggilnya.
"Hehehe, ada apa bu?" aku tersenyum terpaksa.
Ibu mengerutkan dahi, "Ini pasti ada hubungannya denganmu"
"Gak ada kok bu, gak ada, aku aja gak ngerti masalahnya"
Ibu adalah detektif yang dapat kukatakan hebat. Ia mulai mengidentifikasi masalah, "Lewis, apa kau pulang malam?"


Lewis cengengesan, ia menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, "Tidak...eh...iya...bu"
"Apa Ibu bilang! Ini pasti ada hubungannya denganmu Lisa! Kamarmu yang paling dekat dengan pintu rumah! Kamu pasti yang membukakan pintu untuk Lewis kemarin!" jelas Ibu.
"Loh? Berarti yang membentak dan menghukumku tidur sambil berdiri itu Lisa?" Lewis sadar. Aku memang sedang dalam masalah.
"LISAAAAAAAAAAA!!!" Ibu dan Lewis berteriak bersamaan.
"Hehehe, aku mau mandi dulu ya....Dah..."
Aku selamat.

Greyson Chance di Indonesia

03.00

Honestly, I couldn't take a breath when I see this photo.

Hari ini, tanggal 23 November 2011, Greyson melaksanakan showcasenya (konser kecil-kecilan) di Hardrock Café. Tiketnya tidak dijual. Tapi yang beruntung akan dapat dari albumnya Greyson, Hold On Til The Night.

3 hari lalu, aku mendapatkan info setelah search di Google. Seseorang melelang 3 tiket showcasenya Greyson. Tidak tanggung-tanggung, pemenang lelang akan mendapatkan 3 tiket sekaligus!

Aku yang saat itu sangat bersemangat meminta izin kepada kedua orangtua saat makan malam.

Mereka setuju saja, namun mereka bertanya padaku, apakah tanggal 23 itu aku sedang sekolah atau tidak? Lalu aku bilang, ya, aku sekolah karena hari itu adalah hari rabu.

Mereka menolak dengan santun, agar tidak menyakiti perasaanku. "Amel kan mau UAN. Jadi fokus aja sama UAN. Yang penting kan Amel lulus". Aku terima jawaban itu. Karena aku siap sebelumnya kalau aku mendapat jawaban tidak.

Aku beruntung mempunyai orangtua yang terbaik di dunia. Aku sadar. Greyson tak akan dapat membuatku lulus UAN. Palingan, saat konser aku hanya melihat Greyson setitik, yang seperti semut diantara kerumunan 700 orang.

Dana transportasi, tiket, dan transportasi pasti mahal. Lebih baik aku beli buku di Gramedia, pasti dapat 100 buku lebih.

‎​بِسْÙ…ِ اللهِ الرَّØ­ْÙ…َانِ الرَّØ­ِÙŠْÙ…ِ
Meskipun kadang teringat akan konser Greyson hari ini, aku berpikir:
Greyson hanya manusia biasa, dia bukan Tuhan. Kalau Rasullulah yang ada di Jakarta, aku pasti akan kesana tanpa peduli sedang UAN atau tidak.

Jadi, Buku Yang Mana?

03.26

Kemarin aku tidak sempat menulis jurnal.
Jadi, anggap saja hari ini adalah hari kemarin.

Aku baru saja menamatkan 2 buku hari ini.
1. Komik biografi Blaise Pascal
2. Diary of a Wimpy Kid

Aku akui, aku termasuk penggemar berat orang-orang masa lalu dan terinspirasi dengan jejaknya hingga menjadi sukses. Seperti Ibrahim as. dan Rasullulah. Serta ilmuan, Thomas Alva Edison, Albert Einstein, Marie Curie, dll.
Kali ini aku adalah orang yang berbahagia karena telah membeli Komik Biografi Pascal, Matematikawan asal Prancis. Untuk Pascal, kepintarannya patut dicontoh, namun kehidupannya tidak.

Selain itu, aku juga membaca Diary of a Wimpy Kid, atau dalam bahasa indonesianya adalah Diary si Bocah Tengil. Awalnya, buku ini sangat seru karena mengutarakan perasaan seorang anak SMP yang sama sepertiku. Namun halaman demi halaman aku menyadari, buku ini sangat tidak mendidik.

"Aku bercita-cita menjadi penulis. Namun jika aku membaca buku dengan tata bahasa yang hancur, bagaimana bisa aku menulis dengan bagus?" pikirku.

Ya, ketika aku utarakan pendapatku kepada kak keduaku. Ia mengangguk setuju.

Aku akan berusaha untuk tidak akan membaca buku dengan tata bahasa yang tidak baik. Namun aku juga tak bisa membaca buku Andrea Hirata.

Membaca bukunya, Anderson, membuat otakku bekerja keras untuk mengartikan majas-majas yang ada. Itu sangat menguras waktu dan tenaga, butuh waktu 10 detik untuk menerjemahkan majas.

Aku ketahui aku bukan seniman seperti dirinya, atau kakak ku yang ku kagumkan. Namun dengan kepercayaan diriku yang kuat. Aku yakin dapat menjadi penulis yang hebat.

Seperti kata kakakku, diibaratkan olahraga.
"Dia memang menguasai seluruh bidang olahraga. Tapi pasti ada satu bidang yang ia paling kuasai dan orang akui."

Dan aku yakini itu.

Keluarga Raksasa

20.31

Tinggiku 166 cm dan berat badan 48 kg. Jarang ditemui perempuan yang tingginya sama diumurku yang ke 13 tahun ini.
Aku menjadi perempuan tertinggi di kelas 9A. "Paling muda, tapi paling tinggi" itulah kata teman-temanku.
Panjang badanku yang seperti ini berasal dari keluargaku. Abah, mama dan kakak-kakakku adalah orang yang tinggi. Oleh karena itu, aku bahkan tak pernah sekalipun merasa tinggi saat dirumah.
Abahku orang yang bertubuh besar dan tinggi, sekitar 175 cm keatas. Kakak pertama ku, kak akbar, lebih tinggi dari abah. Begitu juga kakak keduaku, kak dede yang tingginya nyaris 185 cm. Tinggi mamaku sudah kulampai 1 cm dari 2 bulan yang lalu. Dan adikku, affan yang masih kelas 5 Sd tingginya 139 cm. Tinggi bukan? Pantas untuk disebut sebagai keluarga raksasa.
Aku dan affan percaya kalau aku akan lebih tinggi dari kak dede dan affan akan lebih tinggi dari aku nantinya. Seperti tangga dengan urutan:
Mama, abah, kak akbar, kak dede, aku (amel), dan affan.
Kadang aku merasa risih ketika bertemu dengan orang-orang di sekolah atau mal-mal.
Suatu hari, aku pernah berjalan di sekitar mal lembuswana dan kulihat seorang perempuan berumur 30an berjalan berlawanan arah denganku. "Tinggiku mungkin dua kali lipat tingginya!" Teriak ku dalam hati.
Dan sulitnya, setiap menyalami tangan guru di sekolah aku harus menekuk lutut ku, bahkan sampai harus menempelkan lututku pada lantai.
Tapi dibalik semuanya pasti ada hal positifnya, tepatnya keberuntungannya.
Sungguh aku merasa menjadi orang yang beruntung bisa melihat apa yang terjadi dibalik sebuah kerumunan tanpa perlu menjijitkan kaki.

Makanan Pencuci Mulut

02.40

Mungkin kalian bertanya-tanya. Apa itu gambar yang di atas?

Itu adalah cetakan jelly yang kubuat tadi siang. Rasanya coklat, enak, dan... Ah kalau kubilang pasti jadi ingin makan juga. Mama membelikan cetakan jelly yang imut untuk aku dan Affan. Yang berwarna pink keunguan di gambar itu cetakan jelly hello kitty. Lucu bukan? Biasanya ketika makan jelly maupun agar-agar, kupadukan dengan susu kental yang membuatnya lebih lezat. Namun belakangan ini, Mamaku bilang nenek yang terkena kanker dulu suka minum susu kental. Sepertinya aku harus menguranginya.

Jelly atau agar-agar adalah makanan pencuci mulut yang tak pernah absen di kulkas. Mama sering membuatnya ketika aku berangkat ke sekolah, sehingga ketika pulang dari sekolah aku langsung menyambar ke kulkas untuk menyantap agar-agar. Biasanya agar-agar yang Mama masak berwarna pink (merah). Namun, persediaan agar-agar hari ini habis, oleh karena itu aku membuat jelly sendiri.
Ingat loh jelly dan agar-agar itu berbeda!
Sebagai penutup, aku akan membagi ilmuku tentang agar-agar:

1. Agar-agar bagus untuk orang yang ingin diet karena selain tidak mempunyai kalori agar-agar juga membuat perut kenyang.
2. Terbuat dari rumput laut
3. Bisa menjadi obat untuk panas dalam

Bertemu UAN (Lagi)

07.40

3 tahun lalu, aku belajar keras bersama Mama untuk menghadapi UASBN SD. Mama memberi buku yang sudah distabilo untuk dibaca, soal di kertas, dan menyuruhku mengisi soal dibuku. Khususnya untuk pelajaran IPA. Mama hanya fokus kepada pelajaran IPA karena untuk matematika aku sudah les dengan Pak Edi, sedangkan Bahasa Indonesia aku pasti bisa (aku kan orang Indonesia).
Setiap hari ketemui rangkuman IPA yang tertempel di mading rumah, pintu kamar & toilet, bahkan ketika aku berkaca saja tidak bisa karena kaca telah ditutupi oleh rangkuman IPA.
Mama memaksaku untuk belajar supaya mengerti, bukan belajar supaya hafal atau jadi juara kelas.
Cara itu sangat efektif, aku mengerjakan soal UASBN dengan mudah, bahkan ada soal UASBN yang sama persis dengan soal dibuku yang Mama suruh isi.
Aku sangat bersyukur mempunyai Mama yang hebat.
Setelah UASBN telah usai, aku merasa bebas. Tak ada lagi berkutik dengan buku-buku pelajaran dan bimbel dari sekolah yang menyita waktu bermainku.
Akhirnya aku bebas.
Saat menginjak bangku SMP, aku melihat kembali buku persiapan UASBN di Gramedia. "Hmmm.. Rasain kalian!" gumamku dalam hati kepada seluruh anak kelas 6 yang saat itu akan menghadapi UASBN. Keadaan mereka pasti sama denganku pada tahun lalu.
Dan itu terjadi lagi ketika aku kelas 2 SMP. Kata itu terucap lagi.
Sekarang, aku yang kelas 3 SMP akan kembali menghadapi Ujian Nasional. 3 tahun terasa begitu cepat. Aku kembali berkutik dengan buku UAN. Mama hanya bisa membantu sedikit karena pelajaran IPA SMP terdapat pelajaran fisika yang sulit untuk dibuat rangkuman.
Kata "rasain" itu terjadi pada diriku. Kelas akhir merupakan kelas yang rawan bagiku. Seluruh les yang tidak ada hubungannya dengan UAN sudah diberhentikan. Waktunya untuk fokus.
‎​بِسْÙ…ِ اللهِ الرَّØ­ْÙ…َانِ الرَّØ­ِÙŠْÙ…ِ
Aku akan memulai perjuangan ini kembali

Kendaraan Yang Istimewa

02.23

Sepeda adalah kendaraan tetapku selama ini. Bertahun-tahun mengendarai sepeda keliling rumah cukup membuatku senang. Namun, kesenangan itu berubah ketika aku menginjak SMP.

Teman-teman yang berkerja kelompok di rumahku tak pernah lepas dengan kendaraan motor. Mereka kini menganggap sepeda adalah kendaraan yang sangat lambat.
Kadang aku hanya bisa melongo ketika melihat motor-motor berjejer di depan rumahku. Dan ketika itu seorang teman bertanya padaku.
"Kenapa mel?" tanyanya.
"Kamu bisa naik motor?" tanyaku kembali kepada teman perempuanku yang tingginya tak lebih dari 155 cm.
"Bisa lah, kamu gak bisa?" aku mengangguk dan membalikan kepala. Masih tak percaya akan hal ini. Aku yang termasuk deretan tertinggi di kelas tak bisa mengendarai motor!
Namun
...
Biarpun sudah lebih dari 5 kali aku meminta pada orangtua untuk diajarkan bermotor, mereka tak pernah menyutujuinya. Alasannya adalah mereka tak ingin anak perempuan satu-satunya menjadi korban bermotor. Aku merasa beruntung mempunyai orangtua yang sangat perhatian kepada anaknya hingga akhirnya niatku untuk belajar bermotor itu luntur.
5 tahun yang lalu, saat aku masih SD, aku di antar-jemput dengan motor oleh keluargaku yang juga perempuan. Jika diingat zaman itu, aku dapat menghirup udara segar dipagi hari. Sangat berbeda dengan sekarang, yang kuhirup adalah udara palsu di dalam mobil, AC.
Aku lebih beruntung daripada Affan, ia tak pernah digonceng dengan motor untuk pergi sekolah. Oleh karena itu, ketika ada keluarga yang datang ke rumahku dengan motor, Affan akan meminta untuk digonceng keliling halaman rumah. "Mel! Liat Affan naik motor weeekk" teriaknya. Lalu aku akan ikut menaiki motor itu juga dan berteriak kesenangan.
Ya, aku dan Affan, kakak-beradik yang menganggap menaiki motor itu adalah hal yang spesial.

Jika tak boleh bermotor, kendaraan apa yang akan kupelajari?
"Mobil. Belajar mobil dengan kakak Akbar atau kak Dede. Resiko bermobil lebih kecil daripada bermotor" kata Abah yang masih menempel di otakku sekarang ini.
Aku rasa itu memang yang paling tepat. Kakikku yang tinggi ini cukup untuk menginjak rem mobil. Jika bisa bermobil, aku dapat mengantarkan Mama ke Samarinda tanpa menganggu jadwal kuliah kak Akbar dan kak Dede.
Masalahnya kini, siapa yang mau mengajarkan aku bermobil sedangkan kakakku sibuk dengan kuliah dan skripsinya?

Aku ingin menjadi orang yang lebih berguna

Just Be Who You Want To Be

09.02


"Just be who you want to be, not what others want to see"
Itulah kata favorite-ku. Awalnya aku dapatkan dari tumblr. Kata ini bermakna, "Just be who you want to be" jadilah siapa yang kamu mau "not what others want to see" bukan apa yang orang mau lihat. Jadi, kesimpulannya, jadilah apa yang kamu inginkan, dan tak usah pedulikan kata-kata orang lain. 
Sering kali ketika kita menyebutkan cita-cita dan orang sekitar tak menyutujui (hal itu tak terjadi padaku, namun iya pada teman-temanku). Jangan peduli dengan orang yang kontra terhadap dirimu. Jalani saja hidup dan ikuti alur serta rambu-rambunya. Kalau mereka tetap tak menyutujuimu, mungkin saja mereka adalah orang yang tak berhasil meraih cita-citanya karena memilih jalan yang salah. Ikuti kata-katanya, namun bukan berarti kamu harus menanggalkan cita-citamu selagi itu yang baik. Kita harus berusaha dan pada akhirnya Allah SWT yang akan menentukan. 
Jika kamu yakin pada dirimu sendiri, orang di sekitar pasti akan yakin pada dirimu!

Barisan Depan

22.47

Di sekolahku , rolling tempat duduk yang bersistem undian menjadi kebiasaan setiap minggunya. Sampai saat ini sudah lima kali lebih aku berganti tempat duduk. 2 Kali duduk di tempat duduk barisan tengah, dan selebihnya duduk di barisan paling depan. Hampir seluruh kursi di barisan depan, sudah aku duduki.

Kadang, teman-temanku merasa sangat keberatan duduk di barisan depan. Mereka bilang "Duduk di depan itu bikin gelisah, terus dipelototi guru". Tapi kalau menurutku tidak, duduk dibarisan depan menjadi hal spesial tersendiri bagiku.

Pikirkan saja hal yang positif ketika duduk di barisan depan:

  • Lebih konsentrasi terhadap pelajaran
  • Tidak terganggu oleh keributan kelas yang bersumber dari barisan belakang
  • Kalau ada tugas/ulangan, pekerjaan kita tak akan bisa dicontek karena teman sebangku ketakutan kalau dilihat guru
  • Kalau ada pertanyaan, guru pasti menunjuk kita yang membuat kita lebih mempelajarinya lagi
  • Yang bermasalah dengan mata, dengan mudah melihat tulisan di papan tulis

Itulah keuntungan duduk dibarisan depan. Kalian pasti punya pendapat tambahan tentang keuntungan duduk dibarisan depan. Jadi jangan takut untuk duduk di barisan paling depan. Yang kurang pintar bisa jadi pintar, yang pintar bisa jadi tambah pintar!

Cerpen

Putri Marissa & Ayahnya, Raja Ha'ir

04.36

Suatu hari, sebuah negri bernama Peaceland dilanda kelaparan. Bentuk pemerintahan negri itu adalah kerajaan, yang bernama Kerajaan Basil.
Putri Marissa, anak dari Raja Ha'ir sangat prihatin atas kelaparan yang dilanda rakyatnya. Sehingga Putri Marissa mengadukan hal itu pada ayahnya.
"Ayah, rakyat kita dilanda kelaparan. Apakah ayah tahu apa sebabnya? Aku sangat prihatin"
Raja pun menjawab dengan gampangnya "Aku tak tahu. Sudahlah anakku, jangan pikirkan hal itu. Lebih baik kita bersantai-santai dan menikmati hidup yang damai ini".
"Wahai ayah, bukan maksudku melawanmu. Tapi apanya yang damai? Rumah sakit di negri kita semuanya penuh, banyak rakyat yang sakit karna kelaparan. Mungkin kehidupan keluarga kita yang damai. Tetapi tidak dengan rakyat kita" kata Putri Marissa.
Ayah pun marah mendengar putri kesayangannya itu melawan "Kau masih kecil! Belum tahu apa-apa! Diamlah!"
"Ayah, khalifah umar bin khatab pernah berkeliling ke rumah rakyatnya. Saat itu ia melihat 2 anak yang menangis karna kelaparan. Umar sangat takut sekali kepada Allah SWT karna ia telah menjadi pemimpin yang tidak bertanggung jawab, banyak rakyat yang kelaparan dan ia tidak mengetahui itu. Lalu khalifah umar memasakan gandum untuk 2 anak itu."
Raja Ha'ir mulai berlinang air mata, "Lalu?" tanyanya.
"Umar bin Khatab adalah pemimpin yang bertanggung jawab, kepada rakyatnya dan Allah SWT. Karena, kepemimpinan kita akan dipertanggung jawabkan di akhirat nanti" jelas Putri Marissa.
Putri Marissa memang Putri yang cerdas. Akhirnya, ayahnya menjadi Raja yang bertanggung jawab dan bertindak untuk mengatasi kelaparan di negrinya. Alhamdulilah...

Amalia Aswin, 26 Agustus 2011 21:15WITA.

Kejadian Aneh: Makanan

07.02

Sampai umur 12 tahun ini, aku telah mencicipi berbagai macam makanan. Ada yang enak dan tidak. Ada yang manis, asin, asam, pedas dll. Tetapi, aku juga telah menemukan benda-benda aneh yang terselip didalam makanan itu. Yang membuatku trauma dan tak ingin memakan itu lagi.

- Paku: Suatu hari, saat aku sedang memakan daging rica-rica. Aku menggigit sesuatu yang sangat keras, sehingga aku mengeluarkan itu. Ternyata itu adalah paku kecil. Setelah kutanya pada yang memasak, tak ada yang tahu dari mana paku berasal. Soalnya waktu proses memasak, tak ada paku didekatnya. Misterius ya! Jangan-jangan sapi makan paku lagi.

- Staples: Waktu itu aku lagi makan mihun buatan rumah sendiri. Sama seperti kejadian paku diatas, akupun mengeluarkan benda aneh yang ada didalam mulutku. Ternyata adalah sebuah staples!

- Cacing: Saat ini sudah 2x kumenemukan cacing pada makananku. Kejadian pertama, cacing yang berada pada ikan teri. Cacing itu telah tergoreng bersama ikan teri dan tersaji di meja makan. Sepertinya itu masih wajar ya. Kejadian kedua, cacing yang berada pada nasi pecel yang kubeli. Cacing itu masih utuh, tidak tergoreng atau apapun! Ketika mengetahui hal itu aku langsung berhenti makan dan tidak pernah membeli nasi pecel sembarangan lagi.

Mungkin dari kalian ada juga pengalaman benda yang terselip di makanan? Yang membuat kalian trauma memakan makanan itu seperti aku?

Memori

05.38

Waktu aku ingin mencari sebuah foto di Folder komputer, aku menemukan foto-foto kecil.
Di foto itu aku terlihat lucu, bahkan aku aja gak sadar kalau itu diriku. Aku gak nyangka ternyata aku pernah kecil...Sekecil adek fia yang baru 4 bulan sekarang...Ini waktu mau berangkat sekolah. Pake baju & jilbab SD Muhammadiyah..hehehe
Lagi baca buku Doraemon nih...Mirip Emma Watson gak? Hahahaha
Ini sama kak akbar dan kak dede. Rasanya mukaku jadi mirip affan..hahaha. Sekarang aku baru tau ternyata orang-orang disekitar begitu menyayagiku...
Mungkin aku yang sudah 12 tahun beda dengan yang 4 tahun. Tapi ini tetap aku..amel...Amalia Aswin yang berada di hadapan kalian sejak 5 Juli 1998.

Narnia

03.07

2 minggu lalu The Chronicles of Narnia: The Lion, the Witch and the Wardrobe tayang di Global TV. Sebenarnya, dulu pernah nonton film ini, ingat banget pas si anak kecil (Lucy) masuk ke lemari lalu ada perang. Cuma waktu itu gak serius nontonnya, alias gak ngerti jalan ceritanya.
Filmnya memang luar biasa! Meskipun seperti dikutip di wikipedia mengandung unsur kristen, kita yang beragama islam dapat mengambil sisi positivnya!
Beberapa sisi positiv yang dapat di ambil dari film Narnia:

1. Menjadi pemimpin itu harus dapat mengambil keputusan dan berani menghadapi segala resikonya
2. Sayang menyayangi antara saudara itu penting
3. Dari mulut bisa mengatakan benci, tetapi akan berbalik faktanya dengan hati
4. Yang berbuat baik itu pasti dibalas jasanya oleh Allah SWT
5. Berani karena benar, takut karena salah
6. Hidup itu harus belajar mandiri

Penasaran sama filmnya? Nonton aja!

Hore

05.43

Ada yang berbeda dengan tampilan blog ku gak?
Hihihihi
Yups kursornya Hello Kitty kan?
Seneng banget terganti setelah lebih dari 1 jam ngutak-atik sana-sini.. Meskipun badan pegal-pegal hasilnya memuaskan :)

Sekarang mau mengubah font judul blog. Sudah coba yang disediakan Google tapi masih gak bisa. Aku ikut tutorialnya di blog lain. Tapi, para komentator di post itu banyak yang bilang gak bisa juga. Ada yang tau?

Islamic Thinking

20.29

Assalamualaikum wr.wb Sadarkah kalian bahwa hidup di dunia ini hanya sementara? Akan ada dunia yang kekal abadi. Kita tak akan bisa mati. Jika kita memulai dengan jalan yang salah di dunia ini, di akhirat nanti akan abadi di dalam neraka, lengkap dengan api panasnya. Sedangkan, jika kita berada di jalan yang benar, akan masuk ke dalam surga dan abadi didalamnya. Di dalam surga, semua permintaan akan dikabulkan oleh ALLAH SWT. Itu telah jelas di dalam Al-Qur'an. Oleh karna itu mulailah ber akhlak baik, mendirikan shalat dan mengikuti perintah didalam Al-Qur'an.

Untuk hiburan bisa juga sekadar membuka http://twitter.com/islamicthinking untuk mendapatkan ayat-ayat dari Al-Qur'an maupun hadist. Atau membuka http://islamicthinking.tumblr.com untuk mendapat foto-foto yang menakjubkan tentang islam.
INDAHNYA BERBAGI :)

HEeeLLoOo

02.45

Helloooo guysss so long timeeeee...
apa kabar semua?

Cara Mengubah Template Untuk Blog

22.56

  1. Pertama-tama..seacrh dulu di Google template yang diinginkan..
  2. Klik tulisan Download yang ada di bawah template itu dan akan terdapat perintah untuk meng-save kannya. Simpan di folder yang inginkan
  3. Pergi ke blogger.com, login dengan profil kamu..
  4. Setelah muncul di Dashboard, klik Design/Rancangan
  5. Dibawah tulisan Design klik Edit HTML
  6. Seperti di facebook...kalian harus meng-klik 'Telusuri' dan mencari file template yang kalian simpan tadi. Sesudahnya kalian klik 'Unggah'
  7. Selesai.. silahkan buka View Blog jika ingin melihat hasilnya