Dulu, aku suka banget yang namanya nonton Medical Drama.
Sebutkan semua korean medical drama sebelum tahun 2019, aku nonton semua.
Tapi setelah tahun 2019, which is aku koas, aku gak tertarik untuk nonton medical drama lagi.
It's not fascinating anymore, lebih ke kayak... capek pulang-pulang justru nonton kehidupan yang sedang dijalani? Habis dari RS, pulang bukannya istirahat tapi malah nonton kehidupan dengan setting di RS.
Dan tebak, setelah selesai koas pun begitu. Ada medical drama yang hits bahkan hingga muncul season 2 nya, aku berhenti nonton di episode 1 karena terlalu melelahkan. Satu-satunya yang aku tonton adalah Doctor Cha; menarik bagiku karena ada orang yang tiba-tiba memutuskan untuk ingin menjadi dokter di usia yang tua. Selebihnya? Tidak.
Pada saat menjalani PPDS ini, aku gak tau mau nonton apa.
Drama romance sangat tidak menarik bagiku, drama comedy udah aku tonton berulang-ulang. (Plis ada gak rekomendasi lagi selain Welcome to Waikiki 1 & 2 dan The Sound of Your Heart 1 & 2? Aku butuh drama yang begituan karena butuh hiburan yang bikin ketawa) Semua series barat yang aku suka juga sudah aku nonton berulang-ulang.
Hingga pada akhirnya, ada sebuah medical drama yang ngehitz banget. The Trauma Code.
Awalnya aku tidak tertarik, tapi kata temanku, itu bagus. Aku yang sudah tidak punya hiburan ini akhirnya nonton. Dan tebak apa? Melihat kehidupanku di layar kaca ternyata menarik juga. Sangat relate, amat sangat relate. Ternyata aku tidak sendiri. Hahaha.
Sekarang, aku sedang mencoba menonton Hospital Playlist lagi. Sudah episode ke-6, ternyata seru. Bukan, bukan ceritanya yang seru... Tapi karena tokoh-tokoh yang ada di drama tersebut, aku bisa petakan seperti siapa dalam kehidupanku saat ini. Yang paling bikin aku tertawa adalah, ketika salah satu tokohnya yang seorang dokter bedah anak, menangis-nangis curhat ke saudaranya karena tidak bisa menyelamatkan pasien, hingga merasa tidak cocok menjadi seorang dokter karena empatinya terlalu tinggi. Curhatan tersebut berulang-ulang setiap tahunnya, sang kakak justru dengan santai menyeruput mie sambil bilang "Tahan 1 tahun lagi.." begitu seterusnya. Hahahaha. Justru ternyata medical drama itu adalah comedy untukku saat ini, tertawa miris sih sebenarnya, tapi bersyukur ternyata aku tidak sendiri, dan sangat merepresentasikan apa yang terjadi dalam kehidupan saat ini.
Andaikan kehidupan PPDS saat ini bisa divideo dan menjadi sebuah film.. Pasti seru...
Apakah aku harus membuat novel? Sepertinya menarik..
Mungkin nanti, ketika aku masuk surga, aku ingin membuat sebuah permintaan: Ya Allah tolong jadikan kehidupanku menjadi sebuah drama yang seru. Tanpa harus syuting, dengan aku sebagai pemeran utamanya dan klipnya diambil dari kehidupanku selama di dunia.
Tentu saja dengan banyak permintaan lainnya...
April, 2025