Adult

04.57

Ketika membaca judul ini, apa yang langsung terlintas didalam benakmu? 

Dewasa, apa sih sebenarnya pengertian dewasa itu?

Menyadari post-postanku di awal blog ini terbentuk hanya meliputi Jonas Brothers atau Justin Bieber, aku pun gak akan menyangka bahwa akan menulis mengenai topik ini. But seriously, what's coming to my mind recently, apa sih definisi dewasa sebenarnya?

Apakah saat kamu bisa mengatur segala keperluan hidupmu sendiri?

Apakah saat kamu tidak tergantung kepada orangtua atau teman-teman untuk menyelesaikan masalah hidupmu?

Ataukah kamu harus menikah dan memiliki anak dulu baru kamu bisa dikatakan dewasa?

Kalau berdasarkan hukum, apabila seseorang menginjak umur 21 tahun, maka dia dikatakan telah dewasa. Namun benarkah? Apakah semua yang telah berumur 21 tahun adalah dewasa?

Hm...

Gak semua orang yang berumur diatas 21 tahun itu dewasa. Jika dikatakan dia telah memasuki "usia dewasa", yes, maka aku setuju. Tapi untuk mengatakan seseorang itu dewasa apa enggak? Kita gak bisa berpatokan pada umur.

Masih banyak orang yang telah berusia dewasa namun pola pikirnya masih seperti anak-anak. Egois, mau menang sendiri, merasa posisinya adalah yang paling menyakitkan. Masih banyak yang seperti itu.

Its subjective actually.

Tapi ketika kamu berbicara sama seseorang, kamu bisa menangkap orang ini sudah dapat masuk ke dalam kategori dewasa atau tidak. Kenapa? Karna saat berbicara, maka pola pikir kita akan terlihat.

Dewasa dalam arti yang sebenarnya adalah kematangan dalam proses berpikir. Bagaimana kamu memandang sebuah masalah, bagaimana kamu menanggapinya, dan bagaimana kamu mengatasinya.

Seseorang yang dewasa gak mungkin jambak-jambakan saat beradu pendapat, jika kamu jumpai orang yang seperti itu, maka dia hanya dikatakan berusia dewasa, bukan dewasa. 

Orang dewasa yang matang proses berpikirnya, pasti akan melihat sebuah masalah secara holistik. Dari banyak sudut pandang. Bahwa A berlaku seperti ini pasti ada penyebabnya, bukan atau hanya karna dia ingin, melainkan terdapat faktor A atau faktor B yang membuat dia berperilaku seperti itu. 

Informasi tidak akan dia telan mentah-mentah, melainkan diteliti secara menelaah. Layaknya sebuah penelitian, kamu akan menduga-duga dengan membuat hipotesa terlebih dahulu, lalu mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, selanjutnya barulah kamu bisa menyimpulkan.

Karna itulah orang yang dewasa juga akan belajar mengatur emosinya ketika menghadapi kondisi yang membuat dia seharusnya emosional. Aku gak bilang bahwa orang dewasa harus bisa mengatur emosinya, karna itu merupakan hal yang sulit, dan jika itu menjadi sebuah keharusan, maka gak akan ada orang yang bisa dikatakan dewasa. 

Belajar, lebih tepatnya. 

Orang yang dewasa akan memiliki keinginan untuk belajar mengontrol emosinya saat berada di tahap menerima informasi dan menduga-duga. Ketika telah mengumpulkan informasi, dan sampai ditahap kesimpulan maka dia akan tau bagaimana cara mengatasi masalah tersebut dengan benar. Ketika dia menemukan fakta bahwa dia harus meluapkan emosinya, barulah dia akan meluapkan emosinya. 

Aku pun gak bisa mengatakan bahwa aku udah dewasa. I'm still 19 years old. Umur dan pengalaman ku masih jauh dari kata itu, namun berada diantara orang yang berusia dewasa, membuatku berpikir.

You Might Also Like

0 feedbacks ★